Sunday, April 20, 2014

Menyambut Paskah 2014, beda Bremen dan Bandung


Hari ini Paskah. Sebelumnya ada lima hari Minggu Prapaskah dan 40 hari pantang. Aku ingin berpantang daging. Akan tetapi ternyata tidak sanggup karena ada kegiatan yang membutuhkan lembur dan dinas. Saat itulah aku membutuhkan protein dan lemak hewani. Selama masa Prapaskah ini pula, aku menghapus aplikasi jejaring sosial pada perangkat genggamku. Setelah Paskah juga, aku tidak akan menginstall ulang para aplikasi tersebut sebelum aku memiliki kemajuan yang berarti dalam kegiatan penelitianku.

Aku tertarik dengan tema masa Prapaskah yang ada di Gereja St. Johann Bremen dan yang ada di Gereja Mahasiswa (GEMA) Bandung. Kedua tema memiliki inti yang mirip, terutama tentang Gereja Katolik yang harus memiliki peran sosial dalam masyarakat, dan tidak hanya berpusat pada dirinya sendiri.

Seharusnya aku membuat posting tentang ini pada awal masa Prapaskah, bukan pada akhir Prapaskah seperti sekarang. Tapi baru kali ini aku merasa ada sedikit waktu.

***

Tema Paskah di St. Johann Bremen, Jerman, diambil dari Evangelii Gaudium, suatu himbauan apostolik (apostolic exhortation) yang dikeluarkan Paus Fransiskus pada Selasa Wage, 26 November 2013. Evangelii Gaudium artinya Suka Cita Injil, atau The Joy of Gospel, atau Freude des Evangeliums (wiki: en,de). Tulisan panjangnya bisa dibaca di laman resmi Vatikan: dalam bahasa Inggris atau Jerman. Rangkuman dalam bahasa Indonesia bisa dibaca dari tulisan Pastor Prof Dr B.S. Mardiatmadja SJ tentang Evangelii Gaudium di majalah Hidup, edisi 50, tanggal 15 Desember 2013.


Tema Prapaskah 2014 di St. Johann, Bremen, Jerman



"Brechen wir auf, um allen das Leben anzubieten!"
"Mari kita mulai bergerak untuk mempersembahkan Sang Kehidupan bagi semua orang!"
"Let us go forth to offer everyone the Life!"
(Evangelii Gaudium 49)


1. "Ich will keine Kirche, die darum besorgt ist, der Mittelpunkt zu sein." Alte und neue Versuchungen.
"Aku tak ingin Gereja yang hanya memusatkan pada dirinya saja." Cobaan lama dan baru.
"I do not want a Church concerned with being at the centre." Old and new temptations.
(Evangelii Gaudium 49)


2. "Wir können nicht passiv abwartend in unserem Kirchenräumen sitzen bleiben!". Aufbrechen.
"Kita tidak bisa pasif menunggu dalam ruang gereja". Bergerak!
"We cannot passively and calmly wait in our church buildings". Going forth.
(Evangelii Gaudium 15)


3. "... in enem beständigen Aufbruch zu den Peripherien". Grenzen ausloten und überschreiten.
"Terus bergerak ke pinggiran." Berlayar menembus batas.
"... in constantly going forth to the outskirts of its own territory". Exploring and crossing boundaries.
(Evangelii Gaudium 30)


4. "Die langweiligen Schablonen durchbrechen, die IHN gefangen halten." Neu sehen lernen.
"Membuat terobosan kreatif, untuk mendekatkan diri dengan-Nya". Belajar melihat pandangan baru.
"Break through the dull categories with which we would enclose Him". Learning new vision.
(Evangelii Gaudium 11)


5. "Es ist aber auch gewiss, dass mitten in der Dunkelheit etwas neues aufkeimt." Kämpfen für das Leben.
"Akan tetapi kita tahu bahwa di tengah kegelapan, sesuatu yang baru bertumbuh." Berjuang untuk hidup.
"But it is also true that in the midst of darkness something new always springs to life". Struggling for the Life.
(Evangelii Gaudium 276)

***

Di GEMA Bandung, tema Prapaskah 2014 berhubungan dengan tahun politik di Indonesia. Di tahun ini, ada rangkaian Pemilu: pemilihan legislatif di bulan April dan pemilihan Presiden di bulan Juli (dan September). Umat Katolik Indonesia diajak untuk terlibat dalam kegiatan yang menentukan masa depan bangsa untuk setidaknya 5 tahun ke depan. Gereja Katolik Indonesia harus memiliki peran sosial dalam masyarakat Indonesia.


Tema Prapaskah 2014, Gereja Mahasiswa (GEMA) Bandung, Indonesia


Akur ka Batur Sakujur. (Berdamai dengan diri sendiri)

Akur ka Batur Sakasur. (Rukun dengan keluarga)

Akur ka Batur Sadapur. (Bersatu dalam Gereja)

Akur ka Batur Sasumur. (Akur bersama masyarakat)

Akur ka Batur Salembur. (Bhinneka Tunggal Ika)

***

Selamat Paskah 2014!

Lumen Christi, Deo Gratias!
Kristus Cahaya Dunia, Syukur kepada Allah!


Bremen, 20 April 2014

iscab.saptocondro

Sunday, March 9, 2014

Evolusi Logo PPI Bremen

PPI Bremen sebagai organisasi yang hidup berevolusi seiring dengan pergantian generasi dari waktu ke waktu. Sebagian sifat dari generasi sebelumnya berubah ketika diturunkan pada generasi berikutnya. Hanya sifat yang sesuai kondisi zaman  yang sintas (survival of the fittest). Salah satu pertanda evolusi pada PPI Bremen adalah evolusi pada logo. Jadi tulisanku kali ini adalah tentang logo.

Logo suatu organisasi menggambarkan semangat yang diperjuangkan para anggotanya. Dari logo, kita bisa merasakan gairah penciptanya. Logo menyimbolkan ciri khas suatu organisasi berdasarkan identitas anggota, kondisi geografis tempat organisasi berada dan semangat zaman (Zeitgeist). Pergantian logo menggambarkan perubahan generasi.

Mari kita lihat perkembangan logo PPI Bremen.

***

Logo PPI Bremen, sejak 2014

Logo PPI Bremen, karya Rizal Fadillah, 2014


Sejak 2014, PPI Bremen menggunakan logo dengan tulisan "PPI" berwarna hitam dan "Bremen" berwarna hijau, dengan latar belakang putih. Warna hijau dan putih adalah juga warna tim sepakbola Werder Bremen (wiki: en,de,id). Sejak 2003, ada lagu "Lebenslang Grün-Weiss" untuk Werder Bremen, yang artinya "Selamanya Hijau dan Putih". Selain tulisan, ada gambar siluet 4 hewan yang bernama "Die Bremer Stadtmusikanten" atau "The Town Musician of Bremen" (wiki: de,en). Keempat hewan adalah keledai, anjing, kucing dan ayam jantan. Di Bremen, patung keempat hewan berada tepat di sebelah Alte Rathaus (Balai Kota Lama). Logo PPI Bremen ini karya Rizal Fadillah (fb,tw,tumblr).

Video "Weder Bremen, Lebenslang Grün-Weiss" bisa dilihat di youtube.
Entah kenapa, screenshot videonya dipilih yang menit segitu.

***

Logo PPI Bremen, tahun 2007 s.d. 2013

Logo PPI Bremen, Tim Designer, 2007


Antara tahun 2007 dan 2013, logo PPI Bremen menggunakan tulisan "PPI" berwarna bendera Jerman (Hitam, Merah dan Emas) dan tulisan "Bremen" berwarna biru. Gambar siluet "Die Bremer Stadtmusikanten" ditaruh di huruf 'I' pada "PPI". Huruf 'P' yang merah dan latar belakang berwarna putih juga melambangkan bendera Merah Putih Indonesia. Aku lupa, logo ini dibuat oleh siapa. Aku duga dibuat oleh Vita Amanda (fb,) dan Ilham Nirwan alias Coy (fb,wiki: id). Yang jelas, Ilham berkata bahwa logo PPI Bremen selalu dibuat oleh tim.

Menurut teori evolusi, karakteristik yang diturunkan dari logo 2007 ke logo 2014 adalah tulisan "PPI Bremen" dan siluet "Die Bremer Stadtmusikanten", sedangkan warna, ukuran huruf, letak komponen, dll mengalami mutasi. Warna bendera Jerman bermutasi menjadi warna Werder Bremen. Sesuatu nilai yang bersifat nasional menjadi lebih lokal. Semangat kedaerahan muncul, ketika jumlah pelajar Indonesia di Bremen semakin meningkat. PPI Bremen semakin bisa melakukan kegiatan secara mandiri dan tidak bergantung dengan PPI Jerman dan PPI tetangga.

***

Logo PPI Bremen sebelum 2007

Logo PPI Bremen, Dendy Asrari dan Ilham Nirwan,  2005


Sebelum Oktober 2006, PPI Bremen belum ada. Yang ada itu milis PPI Bremen. Sebelum ada milis, ada juga istilah "Rukun Tetangga (RT) Bremen". Intinya sih, makan gak makan asal ngumpul. PPI Bremen dirintis oleh anggota milis yang kopi darat juga sambil makan-makan.

Logo PPI Bremen, tahun 2005, menggunakan tulisan "Bremen" berwarna hitam, tulisan "PPi" yang mengandung unsur bendera Jerman (Hitam, Merah, Emas) dengan urutan yang tidak pas dan logo PPI Jerman sebelah kiri. Huruf "i" yang merah dengan latar belakang putih juga melambangkan Bendera Merah Putih Indonesia.

Logo ini dibuat oleh Dendy Asrari (fb), mulai tahun 2005, dibantu teman-kos-nya: Ilham Nirwan. Logo ini sudah melalui tahap peer-review di milis PPI Bremen, nyaris 2 tahun. Paper ilmiah IEEE Transaction dan Elsevier memilki tahap peer-review dengan rata-rata 6 bulan. Akan tetapi, logo ini butuh 2 tahun, jadi logo ini sungguh teruji. OK, lebih tepatnya, anggota milis PPI Bremen pada komat-kamit dalam menentukan lokasi gambar, warna yang dipilih, ukuran font dan gambar, dll.

Berdasarkan teori evolusi, yang diturunkan dari logo 2005 kepada 2007 adalah unsur warna bendera Jerman dan Indonesia serta tulisan "Bremen" dan "PPI" atau "PPi". Huruf 'i' bermutasi menjadi 'I'. Ukuran dan bentuk font juga mengalami mutasi. Logo PPI Jerman tidak sintas (survive) diturunkan kepada generasi selanjutnya. Logo ini digantikan dengan "Die Bremer Stadtmusikanten". Unsur kemahasiswaan PPI Jerman, yang melambangkan hubungan internasional Jerman-Indonesia digantikan unsur lokal Bremen, yaitu keempat hewan. Jerman dan Indonesia hanya digambarkan dengan warna dan tulisan "PPI" pada logo 2007. Pendiri PPI Bremen adalah tokoh-tokoh yang menginginkan independensi dari PPI Jerman, yang waktu itu redup. Semangat zaman (Zeitgeist) saat itu adalah otonomi PPI lokal dan bukan kontrol dari PPI Jerman yang terpusat.

***

Berikut ini, logo PPI Jerman yang mendasari logo PPI Bremen 2005. PPI Jerman adalah akar dari PPI Bremen.

Logo PPI Jerman

Pada gambar di atas, terdapat warna Hitam-Merah-Emas pada Bendera Jerman serta Merah Putih pada Bendera Indonesia. Sebelah kiri, ada logo PPI Jerman. Huruf "P" pada logo dibuat simetris dan huruf "I" dibuat dengan gambar obor. Aku tidak tahu penjelasan resminya. Akan tetapi, obor biasanya menggambarkan semangat yang berkobar atau terang ilmu pengetahuan.

Logo PPI Jerman, 2013


Di tahun 2006, logo PPI Jerman dianggap tidak senonoh atau berbau pornografi, jadinya ada usul untuk diubah. Akan tetapi hingga kini, PPI Jerman tetap menggunakan logonya. Beberapa PPI lokal, seperti PPI Bremen, menghilangkan logo PPI Jerman dan mendesain logo sendiri sesuai identitas lokal. PPI Jerman tidak memiliki kontrol atas PPI kota di bawahnya.

Tahun 2005, PPI Jerman meredup. Milis PPI Jerman ada. Akan tetapi pengurusnya tidak ada, sehingga harus direvitalisasi di akhir tahun 2006. Sulit untuk membuat PPI Jerman seperti tahun 70-an dan 80-an. Serangkaian kasus penyalahgunaan kekuasaan pengurus dan pelarian uang organisasi di tahun 90-an membuat PPI Jerman ditinggalkan. PPI lokal lebih menarik, walaupun beberapa PPI lokal  di Jerman juga menyalahgunakan uang dan kekuasaan.

Lalu krisis Indonesia tahun 1998  dan perubahan sistem pendidikan tinggi di Jerman dari tahun 1999 hingga 2010 membuat kultur mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang berbeda. Kelahiran Friendster (2002) dan Facebook (2004) serta media sosial lain juga membuat organisasi pelajar di Indonesia bergerak dengan cara yang baru. Di zaman sekarang, smartphone dengan aplikasinya membuat anggota PPI berkomunikasi dengan cara lain.

Sistem organisasi pelajar di Jerman saat ini masih mampu mengelola event kesenian dan olahraga dalam bentuk yang massal dan lancar. Namun ketika berhadapan dengan kegiatan konferensi ilmiah dan kegiatan politik Jerman-Indonesia serta perlindungan hak pelajar Indonesia, organisasi pelajar di Jerman saat ini masih gagap. Zaman Habibie masih jadi mahasiswa di Jerman dan  zaman sekarang memiliki tantangan berbeda.

Apa pun yang terjadi, semoga organisasi seperti PPI Bremen maupun PPI Jerman bisa menjawab tantangan zaman. Sesuai teori evolusi Darwinian, hanya mereka yang sesuai (fit) dengan keadaan lingkungannya yang akan sintas dalam seleksi alam.


Bremen, 9 Maret 2014