Saturday, May 26, 2012

Kuliah di Bremen

Jaman dahulu, aku kuliah di Bremen. Di sini ada Bremens Brise atau Bremen's breeze, yang artinya angin sepoi-sepoi Bremen. Tingkat sepoi-sepoinya betul-betul sesuai dengan kenyamanan mesin pembangkit listrik, bukan kenyamanan manusia yang mudah masuk angin.

Seperti di kota-kota Jerman Utara lainnya, orang sini tidak menggemari payung. Pepatah "sedia payung sebelum hujan" tidak berlaku di sini. Jas hujan lebih berguna daripada payung 5 euro yang tak bakal berbentuk lagi kalau terkena angin dari Laut Utara. 

Di negara bagian Bremen, terdapat dua kota: Bremen dan Bremerhaven. Orang yang senang dengan hujan dan angin, cocok tinggal di Bremerhaven. Orang yang senang naik sepeda di jalan yang relatif datar-datar saja cocok tinggal di kedua kota tersebut. Rem sepeda tidak terlalu dibutuhkan di kota Bremen, berdasarkan pengalamanku yang selalu punya sepeda murahan tanpa rem yang jelas.

Sungai Weser melalui kota Bremen hingga Bremerhaven di Laut Utara. Pelaut-pelaut hanseatik jaman dahulu melalui sungai ini dengan Hansa Cog ketika mereka berlabuh di Bremen. Dengan kapal yang lebih besar dari Hansa Kogge, mereka membawa tembakau dari seluruh dunia untuk diperdagangkan di Tabak Börse (bursa tembakau Eropa) di Bremen.

Di Bremen dan Bremerhaven ada mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang membentuk PPI Bremen dan KKOB. PPI Bremen itu singkatan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia di Bremen, bagian dari PPI Jerman. KKOB itu Kita-kita Orang Bremen, yang kerjaannya ngumpul buat masak-masak, makan-makan, nonton film, dan membantu menghabiskan makanan kalau ada kegiatan orang Indonesia di Bremen. Semboyan KKOB adalah "Hajar dan Habisi!" (kalau ketemu makanan).

Universitas apa saja yang ada di Bremen-Bremerhaven?

  • Universität Bremen (uni), kampusku dulu tempat aku kuliah sastra
  • Hochschule Bremen (HS)
  • Hochschule Bremerhaven (HS)
  • Hochschule für Künste Bremen (HfK)
  • Hochschule für Öffentliche Verwaltung Bremen (HfÖV)
  • Hochschule für Internationale Wirtschaft und Logistik (HIWL), kaga gratis
  • Jacobs University Bremen (Jacobs), universitas swasta, kuliah Bachelor dan Master di sini kaga gratis, ada uang kuliah 10000 euro per semester.

Kampusnya kaga sebanyak kampus di kota Bandung, apalagi Jakarta. Tapi aliran dana penelitiannya kencang. Uni Bremen selalu masuk 5 besar dalam menyerap dana penelitian dari Pemerintah Jerman.

Kuliah di perguruan tinggi negeri di sini tidak dipungut uang kuliah 500 euro (tuition) kalau belum lewat batas 7 tahun kuliah dan kalau kamu putra daerah (Landeskinder). Putra daerah maksudnya orang yang tinggal dan terdaftar (angemeldet) di Bremen. Jadi kalau mau kuliah gratis, jangan tinggal melewati perbatasan kota Bremen atau Bremerhaven. Jangan terima apartemen di Delmenhorst karena itu udah negara bagian Niedersachsen (Lower Saxony), sudah bukan Freie Hansestadt Bremen.

Walau tidak ada uang kuliah, tapi tiap semester ada biaya sekitar 200 euro untuk status mahasiswa, administrasi, perpustakaan, fasilitas olahraga murah, dan yang paling penting buat jalan-jalan: Semesterticket. Dengan tiket ini, mahasiswa-mahasiswi Bremen bisa "studi banding" ke Hannover, Hamburg, Osnabrück, Cuxhaven, Emden, dll.

Orang Indonesia jaman Orde Soeharto senang mengambil jurusan teknik, kelautan, dan ilmu alam di Bremen. Kalau mengambil jurusan ekonomi, politik, dan sosial, bisa dicurigai sebagai komunis karena Uni Bremen adalah kampus kiri (Linke). Tapi jaman sekarang beda. Orang Indonesia kini banyak mengambil International Studies of Global Management (ISGM) di HS Bremen, supaya bisa ikut pertukaran pelajar ke Jogja atau Bandung.

Kalau ingin kuliah di 4 kampus sekaligus di Bremen, bisa memilih jurusan Digital Media, baik bachelor maupun master. Jurusan ini kerja sama kampus Uni Bremen, HS Bremen, HS Bremerhaven, dan HfK Bremen. Kalau ingin meneliti laut di Indonesia bisa mengambil S3 di Uni Bremen dan berkantor di Leibniz-Zentrum für Marine Tropenökologie (ZMT) kalau suka sosio-ekologi tropis atau Max Planck Institute (MPI) kalau suka mikrobiologi laut. Bisa dimulai dari jurusan master International Studies in Aquatic Tropical Ecology (ISATEC), yang di atas 90% mahasiswanya didanai oleh DAAD.

Apa kegiatan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Bremen?

  • PPI Bremen, yang kegiatan utamanya makan-makan dan olahraga bareng kalau cuaca mendukung. Setelah olahraga bareng, ada makan-makan.
  • Pengajian Bremen, yang tidak dipengaruhi oleh partai politik atau aliran tertentu, berbeda dengan beberapa kota lain di Jerman.
  • KMKI Bremen, baru dibentuk oleh Dewangga dan Pau Pau.
  • Perki Bremen, yang mengadakan kebaktian setiap minggu III dan pendalaman kitab suci tiap minggu I tiap bulan
  • Gracioso Chamber Choir, buat yang suka paduan suara. Dilatih oleh Robin yang murah senyum dan penuh dedikasi.
  • Gamelan, ada dua klub tempat belajar gamelan 
  • Temu Tantuni, bertemu di warung Tantuni untuk makan Dürüm.
  • Temu Hauptbahnhof, bertemu di stasiun, biasanya ini kegiatan insidental dalam rangka ganti angkot atau janjian sama teman.
  • Temu Vina, bertemu di Vina Store, toko Asia tempa beli beras Asia Tenggara, indomie, dan bumbu-bumbu favorit orang Indonesia. Ini juga biasanya kebetulan.
  • KKOB (Kita-kita Orang Bremen), ini perkumpulan misterius di Bremen. Tokoh utamanya para dukun pemegang pusaka. Semakin sakti seorang dukun, semakin kuat hidungnya dalam mengendus informasi acara makan-makan.
  • Pergi ke danau universitas (Uni See) dan bergabung telanjang dengan kaum nudis di FKK Strand. OK, yang ini, tidak dilakukan oleh kebanyakan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Bremen. Biasanya kita cuma bakar-bakar (Grillen), bermusik, main bola santai, atau main kartu di pantai danau ini.

Nürnberg, 26 Mei 2012

iscab.saptocondro