tag:blogger.com,1999:blog-63818088098276457742024-03-19T03:48:21.430+01:00suka duka iscab di bremenHidup di Bremen. My life in Bremen, Germany. Mein Leben in Bremen, Deutschland.
Studi di Uni Bremen. My study in the University of Bremen.
Ignatius Sapto Condro A.B. (iscab.saptocondro)iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.comBlogger50125tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-72157834045589077862016-03-31T20:37:00.000+02:002016-03-31T20:37:01.001+02:00Kuliah di Bremen, part 2Jaman dulu, aku menulis tentang kuliah di <a href="http://iscab.wordpress.com/tag/bremen-1-0/" target="_blank">Bremen</a>, ketika aku masih bekerja di Nürnberg, <a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">Bayern</a>. <a href="http://iscab.wordpress.com/2012/05/26/kuliah-di-bremen/" target="_blank">Tulisanku dulu</a> adalah tentang kampus di Bremen dan kegiatan orang-orang Bremen. Kini aku kembali tinggal di <a href="http://iscab.wordpress.com/tag/bremen-2-0/" target="_blank">Bremen</a>, namun aku studi <a href="http://drhdrdro.wordpress.com/" target="_blank">doktoral</a> di Oldenburg, <a href="http://saptoconiedersachsen.blogspot.com/" target="_blank">Niedersachsen</a>. Banyak hal yang berubah di Bremen: orang-orangnya, aturan kuliah, dll.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Jurusan kuliahku dulu di Universität Bremen berganti nama, dari Information and Automation Engineering (IAE) menjadi Control, Microelectronics, Microsystems (CMM), mulai 1 April besok (<a href="http://mcc.uni-bremen.de/" target="_blank">web resmi</a>). Aku pun teringat kalau aku belum melakukan penyetaraan ijazah di Dikti. Kini jurusanku sudah "bubar".<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="en">
<div dir="ltr" lang="in">
Jurusanku ganti nama, sedangkan aku belum penyetaraan ijazah Dikti. <a href="http://t.co/FiEvsnjhbo">http://t.co/FiEvsnjhbo</a></div>
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/652450529386360833">9. Oktober 2015</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Selain itu, lulusan Teknik Elektro ITB tidak bisa lagi mendaftar di jurusan tersebut: CMM Uni Bremen. Masalahnya karena Teknik Elektro ITB tidak terakreditasi di Anabin, suatu lembaga penyetaraan ijazah milik Pemerintah Jerman (<a href="http://anabin.kmk.org/" target="_blank">web Anabin</a>). Aku beruntung karena lulus <a href="http://iscabitb.blogspot.com/" target="_blank">ITB</a> dan mendaftar ke Uni Bremen di waktu yang tepat. Adik kelasku terkena masalah akreditasi Anabin ini, jadi pendaftaran ke Uni Bremen ditolak tahun 2015 lalu. Masalah ini terjadi karena Dikti dan atase pendidikan Indonesia di Berlin tidak sistematis melakukan reakreditasi perguruan tinggi di Indonesia ke Anabin. Berat juga jadi Dikti, harus mengurus ribuan perguruan tinggi di Indonesia dan harus mengirim dokumen ke Anabin Jerman, supaya antar universitas bisa mudah pertukaran pelajar, studi lanjut, dll. <br />
<br />
Aku hanya bisa berkomentar bahwa suatu sistem yang berhasil hanya karena keberuntungan, bukanlah suatu sistem yang kokoh. Makanya ilmuwan menghitung p-value dan chance level, dalam pekerjaan mereka untuk yakin apakah kerjaan mereka bermakna atau tidak.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Satu hal yang perlu kukoreksi dari <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2012/05/kuliah-di-bremen.html" target="_blank">tulisanku sebelumnya</a> ialah kuliah di Bremen adalah kebijakan putra daerah (Landeskinder). Kini kebijakan ini dihapuskan. Jadinya kini tiada lagi uang kuliah (tuition fee / Studiengebühren) bagi mahasiswa/i yang kuliah di perguruan tinggi negeri di Bremen kalau mereka tinggal di luar negara bagian Bremen, seperti Hamburg atau Niedersachsen. Dulu kawanku yang tinggal di Hamburg harus meminjam nama alamatku di Bremen, supaya tidak bayar uang kuliah Uni Bremen. Kini, ada kawan yang tinggal di Achim, Niedersachsen, lalu kuliah di Hochschule Bremen, tanpa kena aturan uang kuliah non-putra daerah. Jadi kuliah gratis itu menjadi semakin nyata<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Semakin banyak mahasiswa-mahasiswi di Bremen. Grup-grup masyarakat Indonesia di Bremen juga semakin kompleks:<br />
<ul>
<li>Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), di Bremen, yang lebih banyak orang, jadi tiap tahun bisa bikin acara kebudayaan yang penuh warna dan massal secara swasembada. Dulu harus nambah penari dan pemain musik tradisional dari kota lain: Hannover atau Hamburg. Kini PPI Bremen sudah jadi organisasi rapi dan lincah serta mandiri. </li>
<li>Keluarga Muslim Indonesia Bremen e.V., dulu kusebut Pengajian Bremen. Kini sudah jadi organisasi terdaftar di Jerman (eingetragene Verein, disingkat e.V.). Kalau bayar amal, zakat, infaq, dan sedekah ke sini, bisa mendapat pengurangan pajak, karena sudah e.V.<br />Kini, ada "Ngaji Ibu-ibu Bremen" dan Pengajian Remaja Bremen (PRB) untuk mengisi kebutuhan yang lebih spesifik.</li>
<li>Persatuan Kristen Indonesia (Perki) Bremen. Kegiatannya adalah kebaktian oikoumene dan pendalaman Alkitab.</li>
<li>Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia (KMKI) Bremen. Yang kini sudah bubar lagi. Tulisanku sebelumnya menyebutkan kalau mereka baru dibentuk. Usianya pendek juga. KMKI Bremen belum mandiri secara organisasi, masih tergantung KKI Bremen.</li>
<li>Keluarga Katolik Indonesia (KKI) Bremen. Tiap bulan Mei dan Oktober mengadakan Doa Rosario. Beruntunglah di Bremen, kalau lagi berdoa bersama di rumah keluarga tidak ada FPI dan organisasi semiripnya yang menggerebek.</li>
<li>Calon Doktor (Cator) Bremen. Kegiatannya adalah kumpul-kumpul mahasiswa doktoral dan kawan-kawan selingkaran.</li>
<li>Persatuan Wanita Indonesia (PWI) Bremen. Kegiatannya adalah arisan, dll.</li>
<li>Gowes Bareng Yuk, kelompok bersepeda bareng di Bremen. Kegiatannya tur sepeda antar kota di Bremen dan sekitarnya.</li>
<li>Gracioso Chamber Choir (GCC), yaitu kelompok paduan suara Indonesia di Bremen. </li>
<li>Studenten-Bibelkreis Bremen, yaitu klub pendalaman Alkitab mahasiswa/i Bremen (dan sekitarnya) yang merasa Pendalaman Alkitab di Perki Bremen kurang intensif atau kurang greget. </li>
<li>Klub gamelan kini tinggal satu, yaitu di Übersee museum Bremen (<a href="http://www.uebersee-museum.de/" target="_blank">web museum</a>). Kalau tidak salah, nama klub ini adalah Arum Sih (<a href="http://www.arumsih.de/" target="_blank">web</a>). Aku dulu ikut klub lain di Bremen jadi tidak terlalu tahu klub ini. </li>
<li>Ada grup mama baru Indonesia di Bremen. Lebih tepatnya grup untuk ibu yang memiliki anak bayi dan balita.</li>
<li>Juga ada grup Tempat Penitipan Anak.</li>
<li>Masih banyak grup lain di Bremen yang tidak berada dalam radarku. </li>
</ul>
Aku tidak tahu, cocoknya bergaul di grup mana. Aku sudah sulit bergaul dengan PPI Bremen karena mereka sangat muda, sedangkan aku si tua bangka. Aku masih bergaul dengan Perki Bremen, demi alasan historis romantis dan makanan enak. Sejak tiada Tabak Börse Bremen, aku tidak gabung lagi ke acara Idul Fitri dan Idul Adha bersama Pengajian Bremen, kini bernama Keluarga Muslim Indonesia Bremen e.V.. Aku juga mencoba bergaul dengan Cator Bremen, karena identitasku sebagai mahasiswa doktoral. Beberapa Cator Bremen adalah orang-orang yang kukenal sejak Bremen 1.0. Jadi kini lingkaran gaulku terbatas oleh alasan historis romantis saja. Aku sudah sulit berkenalan dengan orang baru dan mulai susah mengingat nama orang. Aku betul-betul sudah menua.<br />
<br />
Tidak berapa lama lagi, angin Bremen bertiup. Akan ada kerjasama lebih erat antara Pemerintah daerah Bremen, Volkhochschule (VHS) Bremen, dan masyarakat Indonesia di Bremen. Semoga kerjasama ini bisa menyatukan orang Indonesia di Bremen lagi, paska "hilangnya" Tabak Börse. <br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
*** </div>
<br />
Kini ada tiga toko Indonesia di Bremen. Sedangkan aku semenjak mengalami Bremen 2.0 belum pernah belanja di salah satu toko tersebut. Jadinya lokasi pasti ketiga toko tersebut tidak bisa kutulis di posting kali ini.<br />
<br />
Vina Store di Am Brill sudah tidak menjadi toko Asia pilihan favorit di Bremen. Kini dekat Hauptbahnhof Bremen juga ada toko Asia lainnya. Aku jarang belanja di toko Asia, karena lidah dan perutku relatif sudah pasrah ter-jerman-kan.<br />
<br />
Tempat makan legendaris di Bremen:<br />
<ul>
<li>Tantuni, seperti sudah kusebut di tulisan sebelumnya.</li>
<li>Mommy, rumah makan Ibu Afrika, di daerah Bremen-Neustadt. Sambalnya enak tapi berbahaya (nikmat bibir yang bisa membawa pada siksa dubur). Sop kambing serasa gulai Indonesia. </li>
<li>Ali Baba, tempat makan Dürum di Bremen-Neustadt. Tidak bisa dipakai nongkrong, karena kursi terbatas.</li>
<li>Sea Moon, rumah makan Asia di Bremen-Viertel. Makanannya variatif. Ada menu babat di sini.</li>
<li>Rumah Makan Surabaya, mengandung makanan Indonesia. </li>
<li>dan masih banyak tempat makan lainnya, sesuai selera masing-masing.</li>
</ul>
Tempat makan di atas, adalah tempat di mana aku bisa berpapasan dengan orang Indonesia, secara kebetulan. <br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Tulisanku sebelumya (part 1), bisa dibaca di <a href="http://iscab.wordpress.com/2012/05/26/kuliah-di-bremen/" target="_blank">"Kuliah di Bremen" (wp)</a> atau <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2012/05/kuliah-di-bremen.html" target="_blank">"Kuliah di Bremen" (blogger)</a>. Terima kasih, telah membaca.<br />
<br />
<br />
Oldenburg dan Bremen, 31 Maret 2016<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptoconiedersachsen.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-32629407183933785812015-02-19T03:00:00.003+01:002015-02-19T03:00:43.274+01:00Biaya hidup di Bremen tahun 2014Sudah lama, aku tidak menulis tentang <a href="http://iscab.wordpress.com/tag/biaya-hidup/" target="_blank">biaya hidup</a> di Jerman. Tahun 2013, aku mengurus kepindahanku dari Nürnberg ke Bremen. Saat itu, aku sempat membayar sewa dua apartemen di dua kota. Aku juga sempat menumpang sementara di kawan. Jadi tahun 2013, bukanlah masa yang betul-betul stabil dalam mencatat biaya hidup. Sepertinya aku lebih mudah menggambarkan seperti apa biaya hidupku di tahun 2014, walau sedikit terkontaminasi dengan biaya hidup tahun 2015.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<b>Biaya Bulanan</b>:<br />
<ol>
<li>Bayar sewa Wohnung (apartemen) = 544 EUR </li>
<li>Air: Wasser als Nebenkosten = 23 EUR</li>
<li>Listrik SWB = 85 EUR</li>
<li>Iuran GEZ = 18 EUR </li>
<li>Iuran RT = 10 EUR </li>
<li>Internet + Telpon Rumah = 38 EUR </li>
<li>Internet + Telpon Genggam = 40 EUR </li>
<li>Asuransi kesehatan publik = 261 EUR </li>
<li>Langganan McFit = 20 EUR </li>
<li>Makan di Rumah = 80 EUR s.d. 100 EUR</li>
<li>Makan di Luar = 80 EUR s.d. 150 EUR </li>
<li>Kebersihan = 40 EUR </li>
<li>Sandang = 20 EUR </li>
</ol>
<br />
Per bulan, aku harus menyediakan 1259 EUR s.d. 1349 EUR<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<b>Biaya Semesteran</b>:<br />
<ol>
<li>Semesterbeitrag = 315 EUR</li>
</ol>
<br />
Per semester, aku harus menyediakan 315 EUR.<br />
Kalau dibulatkan jadi per bulan, jadinya 52 EUR.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<b>Biaya Tahunan</b>:<br />
<ol>
<li>Perpanjangan visa = 90 EUR </li>
<li>Perabotan = 50 EUR s.d. 250 EUR </li>
<li>Jalan-jalan dengan kereta DB = 300 s.d. 500 EUR</li>
<li>Bahncard 50 = 255 EUR </li>
<li>Jalan-jalan dengan pesawat = 0 EUR s.d. 1000 EUR </li>
</ol>
<br />
Per tahun, aku harus menyediakan 695 EUR s.d. 2095 EUR <br />
Kalau dibulatkan jadi per bulan, jadinya 58 EUR s.d. 175 EUR<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Oh, ya, ada biaya lagi, yaitu asuransi waspada alias <b>Haftpflichtversicherung</b>. Sementara ini, aku membayar 80 EUR per tahun.<br />
Kalau dibulatkan per bulan, jadinya 7 EUR.<br />
<br />
Aku ingin mengganti asuransi ini dengan perusahaan lain yang lebih melindungiku, terutama dari <a href="http://iscab.wordpress.com/tag/kunci/" target="_blank">kehilangan kunci</a>. Per bulan kira-kira 27 EUR.<br />
<br />
Pada masa transisi, aku harus membayar keduanya. Jadi per bulan, aku harus menyediakan 34 EUR.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Setelah dihitung-hitung, semua biaya di atas, per bulan aku harus menyiapkan 1403 EUR s.d. 1610 EUR.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Penjelasan <a href="http://iscab.wordpress.com/tag/living-cost/" target="_blank">biaya hidup</a>:<br />
<ol>
<li>Aku menyewa apartemen 2 kamar, yang "furnished" atau "mobiliert" (ada perabotan), di daerah yang "convenient" (dekat toserba dan halte angkot), jadi harga sewa lumayan mahal. Tapi bagaimana pun juga sewa kamar di Bremen juga mengalami peningkatan harga. Untuk meredakan kegalauan biaya sewa, aku pun menyewakan satu kamar kepada student lain.</li>
<li>Menambah satu orang di apartemen ternyata membuatku harus menambah bayar iuran air per bulan.</li>
<li>Seperti kata Bang Rhoma Irama tentang begadang, tagihan listrik per bulan jadinya 80-an EUR, bukan 50-an EUR. </li>
<li>GEZ adalah iuran yang harus dibayarkan setiap kepala rumah tangga untuk setiap peralatan komunikasi yang mengeluarkan gelombang elektromagnet: TV, radio, WiFi, Bluetooth, walkie talkie, dll (web <a href="http://www.rundfunkbeitrag.de/" target="_blank">Rundfunkbeitrag</a>, wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Beitragsservice_von_ARD,_ZDF_und_Deutschlandradio" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/ARD_ZDF_Deutschlandradio_Beitragsservice" target="_blank">de</a>). Di Indonesia dulu pernah ada iuran TV, untuk menghidupi TVRI yang tanpa iklan. Di Jerman, GEZ dipakai untuk membiayai stasiun TV publik (<a href="http://www.ard.de/" target="_blank">ARD</a> dan <a href="http://www.zdf.de/" target="_blank">ZDF</a>), dan radio publik. Jadi orang Jerman bisa menikmati Piala Eropa dan Piala Dunia di televisi milik publik.</li>
<li>Iuran RT adalah iuran bersama untuk beli tissue toilet, alat kebersihan, sabun cuci piring, beras, telur, dll untuk dipakai bersama roomie (Mitbewohner/-In).</li>
<li>Internet dan telpon rumah: aku menggunakan kabel DSL dari Telekom. Ada tetangga yang ikut sharing biaya ini, jadi sedikit ringan bebanku untuk sementara.</li>
<li>Internet dan telpon genggam: aku menggunakan smartphone sejak 2012, dan aku berlangganan Telefonica O2 hingga HSPA plus. Waktu itu, di Jerman, LTE belum ada di semua kota. Jika smartphone milikku sudah rusak parah setewas-tewasnya, mungkin aku bakal ganti kontrak dan ganti smartphone untuk LTE, LTE-Advanced (4G), atau bahkan 5G.</li>
<li>Asuransi kesehatan publik (<i>gesetzliche Krankenversicherung</i>) lumayan mahal, kalau lajang dan tidak bekerja. Aku mendapat beasiswa, bukan kontrak kerja, jadinya aku harus membayar penuh. Kalau bekerja, setengah dibayar pemberi kerja dan setengahnya kubayar sebagai penerima kerja, dan langsung motong gaji. Jadi take-home pay, sudah bisa kunikmati tanpa harus mikir askes. Kalau menikah, dengan iuran askes yang kira-kira sama, seluruh anggota keluarga dilindungi. Kalau lajang tanpa anak, dengan iuran tersebut hanya satu saja yang terlindungi, yaitu aku. Keuntungan askes publik adalah tinggal gesek kartu, bisa dapat layanan kesehatan. Dulu sewaktu menggunakan askes swasta, aku harus membayar dulu dan menunggu reimbursement bulan berikutnya. Kena flu saja habis 120 EUR. Teman yang cabut gigi kena 300 EUR. Oh, ya, kalau ibu hamil dan melahirkan itu biaya totalnya ribuan EUR.</li>
<li>McFit itu tempat fitness murah. Aku berlangganan beginian karena ulah kawanku yang impulsif. Aku menemaninya fitness untuk kemudian ditinggalkannya. Kini aku kesepian jika harus pergi fitness sendiri. Tapi aku harus memotivasi diriku di tahun 2015, tahun olahraga. Kalau seminggu sekali fitness, berarti aku keluar 5 EUR per minggu. Kalau tidak, aku cuma buang-buang uang.</li>
<li>Kalau melihat kuitansi belanja untuk mengisi kulkas, sebetulnya per minggu, biayanya sekitar 16 s.d. 18 EUR. Kubulatkan jadi 80 EUR per minggu minimal. Kata orang logistik, kurangi residu untuk menjadi efisien. Aku hanya belanja barang yang kukonsumsi rutin dan sebisa mungkin tidak membiarkan barang kadaluarsa. Jadi "marginal utility" kumanfaatkan dengan optimal. Sebetulnya biaya makan di rumah bisa dihemat lagi, tapi buat apa. Nikmati makanan bergizi selagi masih ada kesempatan. Kesehatan itu penting. Barulah saat masa-masa gawat, dihemat secara ekstrem.</li>
<li>Aku juga makan di luar rumah: kantin, Mensa, kopi, dan kadang untuk ikut acara ngumpul bersama rekan PhD di Oldenburg maupun di Bremen. Bisa saja aku menghemat makan di luar tapi untuk saat ini, waktu jauh lebih berharga daripada uang. Mungkin di masa-masa gawat keadaan ini berbalik. Selain itu, menikmati kebersamaan bersama kawan-kawan juga perlu untuk keseimbangan jiwa. Sekali makan siang di Mensa (kantin universitas), kukeluarkan antara 2 EUR hingga 4 EUR. Segelas kopi seharga 90 sen. Makan hura-hura bersama kawan di restoran bisa menghabiskan 4 EUR hingga 12 EUR. Nonton di bioskop butuh 7 EUR hingga 12 EUR.</li>
<li>Biaya kebersihan adalah biaya membeli sabun mandi, pasta gigi, shampoo, deterjen untuk pakaian, dll, serta biaya mencuci pakaian di Wasch-Center. Kuperkirakan ini menghabiskan 40 EUR per bulan.</li>
<li>Biaya sandang adalah biaya membeli baju, celana, pakaian dalam, asesori, sepatu, dll. Walau aku berasal dari Bandung, kota fashion dan kota tekstil, aku termasuk orang yang jarang belanja sandang. Bahkan beberapa pakaianku pemberian orang atau perusahaan atau organisasi. Tapi bagaimana pun juga aku harus menganggarkan belanja sandang tiap bulan. Untuk sementara, 20 EUR termasuk realistis.</li>
<li>Semesterbeitrag itu uang yang harus kubayar kepada universitas untuk Semesterticket (tiket transportasi untuk mahasiswa), jaringan internet kampus, iuran organisasi mahasiswa, perpustakaan, fasilitas olahraga, bengkel kampus, dll. Sebetulnya aku membayar lebih murah daripada yang kusebut di atas, karena ada potongan.</li>
<li>Tiap tahun kadang orang membayar biaya untuk perpanjangan visa. Kadang tiap dua tahun, tergantung kondisi. </li>
<li>Tiap tahun kadang aku membeli perabotan: alat masak, keset, alat tulis, dll.</li>
<li>Karena aku sudah berlangganan Bahncard 50, aku harus <a href="http://iscab.wordpress.com/category/jalan2jalan/" target="_blank">jalan-jalan</a> dengan kereta. Jadi aku menganggarkan biaya <a href="http://touriscab.blogspot.com/" target="_blank">jalan-jalan</a> keliling Jerman dengan kereta Deutsche Bahn.</li>
<li>Ada kalanya aku harus pergi ke Indonesia untuk mudik atau pergi ke negara tetangga di Eropa untuk <a href="http://touriscab.blogspot.com/" target="_blank">tapa mlaku</a>, seperti pepatah "<a href="http://iscab.wordpress.com/category/travelling/" target="_blank">Travelling</a> tresno jalaran soko kulino". Jadi aku menganggarkan biaya <a href="http://iscab.wordpress.com/category/touriscab/" target="_blank">perjalanan</a> pesawat.</li>
<li>Jerman punya banyak skema asuransi, yang sulit kusebutkan satu per satu. Bahkan aku pun masih pusing dengan beda-bedanya, karena harus membaca kontraknya dan juga baca wikipedia serta kamus untuk mengerti. </li>
</ol>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Selain biaya di atas, aku juga membayar pensiun dan reksa dana. Akan tetapi, karena ini tidak bisa disebut sebagai biaya hidup, tetapi lebih cocok disebut sebagai menabung atau investasi, jadinya tidak kumasukkan ke perhitungan ini. Ada kemungkinan pula, aku harus menarik dana ini di masa-masa sulit yang mungkin datang tahun depan, ketika beasiswa dari <a href="http://saptoconiedersachsen.blogspot.com/" target="_blank">Niedersachsen</a> berhenti.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Seri <a href="http://iscab.wordpress.com/tag/lebenskosten/" target="_blank">biaya hidup di Jerman</a>, bisa dibaca dari tulisanku yang lainnya:<br />
<ul>
<li><a href="http://iscabayern.blogspot.com/2012/11/biaya-hidupku-di-nurnberg-tahun-2012.html" target="_blank">Biaya hidup di Nürnberg (Bayern), tahun 2012</a>.</li>
<li><a href="http://iscab.wordpress.com/2012/11/18/biaya-hidupku-di-nurnberg-tahun-2012/" target="_blank">Biaya hidup di Nuremberg (Bavaria), tahun 2012</a>.</li>
<li><a href="http://iscabeasiswa.blogspot.com/2012/02/menghemat-biaya-hidup-di-jerman.html" target="_blank">Menghemat biaya hidup di Jerman (blog beasiswa)</a>.</li>
<li><a href="http://iscab.wordpress.com/2012/02/26/menghemat-biaya-hidup-di-jerman/" target="_blank">Menghemat biaya hidup di Jerman (wp)</a>.</li>
<li><a href="http://iscabremen.blogspot.com/2012/02/biaya-hidupku-di-bremen-tahun-2011.html" target="_blank">Biaya hidup di Bremen, tahun 2011 (blog)</a>.</li>
<li><a href="http://iscab.wordpress.com/2012/02/17/biaya-hidupku-di-bremen-tahun-2011/" target="_blank">Biaya hidup di Bremen, tahun 2011 (wp)</a>.</li>
<li><a href="http://iscabremen.blogspot.com/2012/02/biaya-hidup-seorang-dukun-di-bremen.html" target="_blank">Biaya hidup seorang dukun kuburan di Bremen</a>.</li>
<li><a href="http://iscab.wordpress.com/2012/02/25/biaya-hidup-seorang-dukun-di-bremen/" target="_blank">Biaya hidup dukun Bremen penjaga kuburan</a>.</li>
<li><a href="http://iscab.blogspot.com/2012/03/menipu-diri-sendiri-kurangi-uangnya.html" target="_blank">Menghitung biaya hidup tanpa menipu diri sendiri</a>.</li>
<li><a href="http://iscab.wordpress.com/2012/03/11/menipu-diri-sendiri-kurangi-uangnya/" target="_blank">Mengukur biaya hidup tanpa menipu diri</a>.</li>
</ul>
Dari semua biaya hidupku, yang terasa mahal itu biaya tempat tinggal dan biaya (jaminan) kesehatan. Sebetulnya baik Jerman maupun Indonesia, komponen biaya tempat tinggal dan kesehatan itu yang paling mencekik, apalagi kalau kamu rakyat miskin.<br />
<br />
<br />
Bremen, 19 Februari 2015<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-8086039816319307112015-02-19T00:05:00.003+01:002015-02-19T00:07:52.482+01:00Kicauan Valentine di BremenSetelah menulis tentang <a href="http://aloyiscabtop.blogspot.com/2015/02/bloody-valentine-cinta-berdarah.html" target="_blank">Bloody Valentine</a>: <a href="http://iscab.wordpress.com/2015/02/13/bloody-valentine-cinta-berdarah/" target="_blank">Cinta Berdarah</a>, tanpa sengaja aku melihat <a href="http://iscab.wordpress.com/tag/twitter/" target="_blank">burungku berkicau</a> tentang Valentine. Ternyata aku hanya berkicau tentang Hari Cinta Kasih itu ketika aku sedang berada di Bremen, hanya di <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2011/12/meninggalkan-bremen.html" target="_blank">Bremen 1.0</a> dan <a href="http://iscab.wordpress.com/2013/12/24/setahun-di-bremen-2-0/" target="_blank">Bremen 2.0</a>. Selama di Nürnberg, <a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">Bayern</a>, aku tak pernah berkicau tentang Hari Kasih Sayang ini. Apakah Bremen itu tanah galau? Apakah selama di Bayern yang kupikirkan hanya "kerja, kerja, kerja" sehingga aku tak punya cinta? Arbeit! Arbeit! Arbeit!<br />
<br />
<i>Lange Rede kurzer Sinn</i>, di bawah ini kicauanku tentang Valentine selama di Bremen.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<a href="http://iscabremen.blogspot.com/2013/12/setahun-di-bremen-20.html" target="_blank">Bremen 2.0</a>: masa-masa di Bremen dari 15 Desember 2012 hingga kini<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Photo: Valentine itu sebaiknya dirayakan di Wasch-Center sendirian. <a href="https://twitter.com/hashtag/valentine?src=hash">#valentine</a> <a href="https://twitter.com/hashtag/washing?src=hash">#washing</a> <a href="https://twitter.com/hashtag/allbymyself?src=hash">#allbymyself</a> <a href="http://t.co/QjhwuDFdWl">http://t.co/QjhwuDFdWl</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/566322487911534593">February 13, 2015</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Valentine itu sebaiknya dirayakan di Wasch-Center sendirian.
<a href="https://twitter.com/hashtag/valentine?src=hash">#valentine</a> <a href="https://twitter.com/hashtag/washing?src=hash">#washing</a> <a href="https://twitter.com/hashtag/allbymyself?src=hash">#allbymyself</a> <a href="http://t.co/pLJCz0RAOg">http://t.co/pLJCz0RAOg</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/566322478830845952">February 13, 2015</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Dari pengalamanku sebagai jomblo maupun berpasangan, aku tak pernah merasakan efek Valentine. <a href="http://t.co/2BBHtaoAWr">http://t.co/2BBHtaoAWr</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/564424897586536448">February 8, 2015</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Happy Valentine's Day!
Semoga evakuasi dan mitigasi bencana Gunung Kelud lancar. (with Theresia and Willy) [pic] — <a href="https://t.co/JkCZuKOtqv">https://t.co/JkCZuKOtqv</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/434246929728278529">February 14, 2014</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Justin Bieber merayakan Valentine di pengadilan. <a href="https://twitter.com/hashtag/fb?src=hash">#fb</a> Sebagai aksi solidaritas, kurayakan kejombloan dalam sejumlah seminar PhD hari itu.<br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/434090430213672961">February 13, 2014</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Valentine ini, aku jomblo. Ini pasti salah Jokowi dan konspirasi Yahudi dan Illuminati. <a href="https://twitter.com/hashtag/fb?src=hash">#fb</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/434033387821887488">February 13, 2014</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Valentine ini malam bulan purnama. Aku pun ingin melolong. <a href="http://t.co/pBaYH5v0cS">http://t.co/pBaYH5v0cS</a> Hauu.... <a href="http://t.co/J2kzW3lKDJ">http://t.co/J2kzW3lKDJ</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/431963344073809920">February 8, 2014</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Valentine ini bulan purnama. Mungkin aku melolong sendirian. <a href="http://t.co/opltyRgHbr">http://t.co/opltyRgHbr</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/429566082660433920">February 1, 2014</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<a href="https://iscab.wordpress.com/2011/12/22/meninggalkan-bremen/" target="_blank">Bremen 1.0</a>: masa-masa di Bremen dari 1 April 2006 hingga 31 Juli 2011.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Küssen kann man nicht alleine (music) - Max Raabe, <a href="https://twitter.com/hashtag/fb?src=hash">#fb</a> A man can't kiss alone. Happy Valentine! Hati2 FPI, ya! http://plurk.com/p/aojf0q<br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/37140477509640192">February 14, 2011</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Merayakan Valentine itu haram, hati2 digebukin FPI sampai mati. http://plurk.com/p/ane1nc<br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/36443323493253120">February 12, 2011</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Merayakan Valentine itu haram, hati2 digebukin FPI sampai mati. <a href="https://twitter.com/hashtag/fb?src=hash">#fb</a> http://plurk.com/p/ane1nc<br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/36442993426702338">February 12, 2011</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
(valentine) http://plurk.com/p/ane0z8<br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/36442844306604032">February 12, 2011</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Andai dulu Twitter sudah ditemukan, mungkin lebih banyak kicauan cinta dari masa-masa hidupku di Bandung, kota yang romantis. Angin malam kota Bandung menghembuskan kerinduan akan pelukan kekasih, sedangkan angin kota Bremen menggerakkan kincir angin untuk bekerja penuh energi. Kerja! Kerja! Kerja!<br />
<br />
<br />
Bremen, 18-19 Februari 2015<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-75556341079655156632014-04-20T17:12:00.001+02:002014-04-20T17:12:58.421+02:00Menyambut Paskah 2014, beda Bremen dan Bandung<br />
Hari ini Paskah. Sebelumnya ada lima hari Minggu Prapaskah dan 40 hari pantang. Aku ingin berpantang daging. Akan tetapi ternyata tidak sanggup karena ada kegiatan yang membutuhkan lembur dan dinas. Saat itulah aku membutuhkan protein dan lemak hewani. Selama masa Prapaskah ini pula, aku menghapus aplikasi jejaring sosial pada perangkat genggamku. Setelah Paskah juga, aku tidak akan menginstall ulang para aplikasi tersebut sebelum aku memiliki kemajuan yang berarti dalam kegiatan penelitianku.<br />
<br />
Aku tertarik dengan tema masa Prapaskah yang ada di Gereja St. Johann Bremen dan yang ada di Gereja Mahasiswa (GEMA) Bandung. Kedua tema memiliki inti yang mirip, terutama tentang Gereja Katolik yang harus memiliki peran sosial dalam masyarakat, dan tidak hanya berpusat pada dirinya sendiri.<br />
<br />
Seharusnya aku membuat posting tentang ini pada awal masa Prapaskah, bukan pada akhir Prapaskah seperti sekarang. Tapi baru kali ini aku merasa ada sedikit waktu.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Tema Paskah di St. Johann Bremen, Jerman, diambil dari Evangelii Gaudium, suatu himbauan apostolik (apostolic exhortation) yang dikeluarkan Paus Fransiskus pada Selasa Wage, 26 November 2013. Evangelii Gaudium artinya Suka Cita Injil, atau The Joy of Gospel, atau Freude des Evangeliums (wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Evangelii_Gaudium" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Evangelii_gaudium" target="_blank">de</a>). Tulisan panjangnya bisa dibaca di laman resmi Vatikan: dalam bahasa <a href="http://w2.vatican.va/content/francesco/en/apost_exhortations/documents/papa-francesco_esortazione-ap_20131124_evangelii-gaudium.html" target="_blank">Inggris</a> atau <a href="http://w2.vatican.va/content/francesco/de/apost_exhortations/documents/papa-francesco_esortazione-ap_20131124_evangelii-gaudium.html" target="_blank">Jerman</a>. Rangkuman dalam bahasa Indonesia bisa dibaca dari <a href="http://www.hidupkatolik.com/2014/01/16/evangelii-gaudium" target="_blank">tulisan Pastor Prof Dr B.S. Mardiatmadja SJ tentang Evangelii Gaudium di majalah Hidup</a>, edisi 50, tanggal 15 Desember 2013.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-7r4olgQLvo0/U1PYzqC6z4I/AAAAAAAABeQ/OOAK6dyGCVM/s1600/Paskah2014BremenStJohann.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-7r4olgQLvo0/U1PYzqC6z4I/AAAAAAAABeQ/OOAK6dyGCVM/s1600/Paskah2014BremenStJohann.jpg" height="400" width="281" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tema Prapaskah 2014 di St. Johann, Bremen, Jerman</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<b>"Brechen wir auf, um allen das Leben anzubieten!"</b><br />
"Mari kita mulai bergerak untuk mempersembahkan Sang Kehidupan bagi semua orang!"<br />
"Let us go forth to offer everyone the Life!"<br />
(Evangelii Gaudium 49)<br />
<br />
<br />
1. <b>"Ich will keine Kirche, die darum besorgt ist, der Mittelpunkt zu sein." Alte und neue Versuchungen.</b><br />
"Aku tak ingin Gereja yang hanya memusatkan pada dirinya saja." Cobaan lama dan baru.<br />
"I do not want a Church concerned with being at the centre." Old and new temptations.<br />
(Evangelii Gaudium 49)<br />
<br />
<br />
2. <b>"Wir können nicht passiv abwartend in unserem Kirchenräumen sitzen bleiben!". Aufbrechen.</b><br />
"Kita tidak bisa pasif menunggu dalam ruang gereja". Bergerak!<br />
"We cannot passively and calmly wait in our church buildings". Going forth.<br />
(Evangelii Gaudium 15)<br />
<br />
<br />
3.<b> "... in enem beständigen Aufbruch zu den Peripherien". Grenzen ausloten und überschreiten.</b><br />
"Terus bergerak ke pinggiran." Berlayar menembus batas.<br />
"... in constantly going forth to the outskirts of its own territory". Exploring and crossing boundaries.<br />
(Evangelii Gaudium 30)<br />
<br />
<br />
4. <b>"Die langweiligen Schablonen durchbrechen, die IHN gefangen halten." Neu sehen lernen.</b><br />
"Membuat terobosan kreatif, untuk mendekatkan diri dengan-Nya". Belajar melihat pandangan baru.<br />
"Break through the dull categories with which we would enclose Him". Learning new vision.<br />
(Evangelii Gaudium 11)<br />
<br />
<br />
5. <b>"Es ist aber auch gewiss, dass mitten in der Dunkelheit etwas neues aufkeimt." Kämpfen für das Leben.</b><br />
"Akan tetapi kita tahu bahwa di tengah kegelapan, sesuatu yang baru bertumbuh." Berjuang untuk hidup.<br />
"But it is also true that in the midst of darkness something new always springs to life". Struggling for the Life.<br />
(Evangelii Gaudium 276)<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Di GEMA Bandung, tema Prapaskah 2014 berhubungan dengan tahun politik di Indonesia. Di tahun ini, ada rangkaian Pemilu: pemilihan legislatif di bulan April dan pemilihan Presiden di bulan Juli (dan September). Umat Katolik Indonesia diajak untuk terlibat dalam kegiatan yang menentukan masa depan bangsa untuk setidaknya 5 tahun ke depan. Gereja Katolik Indonesia harus memiliki peran sosial dalam masyarakat Indonesia.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-vw2xF-45B0k/U1PjOk_AajI/AAAAAAAABeg/0ZU12JWFe0A/s1600/Paskah2014BandungGEMA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-vw2xF-45B0k/U1PjOk_AajI/AAAAAAAABeg/0ZU12JWFe0A/s1600/Paskah2014BandungGEMA.jpg" height="400" width="281" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tema Prapaskah 2014, Gereja Mahasiswa (GEMA) Bandung, Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<b>Akur ka Batur Sakujur</b>. (Berdamai dengan diri sendiri)<br />
<br />
<b>Akur ka Batur Sakasur</b>. (Rukun dengan keluarga)<br />
<br />
<b>Akur ka Batur Sadapur</b>. (Bersatu dalam Gereja)<br />
<br />
<b>Akur ka Batur Sasumur</b>. (Akur bersama masyarakat)<br />
<br />
<b>Akur ka Batur Salembur</b>. (Bhinneka Tunggal Ika)<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Selamat Paskah 2014!<br />
<br />
Lumen Christi, Deo Gratias!<br />
Kristus Cahaya Dunia, Syukur kepada Allah!<br />
<br />
<br />
Bremen, 20 April 2014<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-37608886541549922552014-03-09T04:31:00.000+01:002014-03-09T04:31:04.997+01:00Evolusi Logo PPI BremenPPI Bremen sebagai organisasi yang hidup berevolusi seiring dengan pergantian generasi dari waktu ke waktu. Sebagian sifat dari generasi sebelumnya berubah ketika diturunkan pada generasi berikutnya. Hanya sifat yang sesuai kondisi zaman yang sintas (survival of the fittest). Salah satu pertanda evolusi pada <a href="http://facebook.com/groups/ppi.bremen/" target="_blank">PPI Bremen</a> adalah evolusi pada logo. Jadi tulisanku kali ini adalah tentang logo.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Logo suatu organisasi menggambarkan semangat yang diperjuangkan para anggotanya. Dari logo, kita bisa merasakan gairah penciptanya. Logo menyimbolkan ciri khas suatu organisasi berdasarkan identitas anggota, kondisi geografis tempat organisasi berada dan semangat zaman (Zeitgeist). Pergantian logo menggambarkan perubahan generasi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mari kita lihat perkembangan logo PPI Bremen.</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Logo PPI Bremen, sejak 2014</b></div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-qfqkR9xQTT8/Uxutmbr8HVI/AAAAAAAABaQ/vSbnXjBeWY4/s1600/PPI-Bremen-Rizal-Fadillah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-qfqkR9xQTT8/Uxutmbr8HVI/AAAAAAAABaQ/vSbnXjBeWY4/s1600/PPI-Bremen-Rizal-Fadillah.jpg" height="238" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Logo PPI Bremen, karya Rizal Fadillah, 2014</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sejak 2014, PPI Bremen menggunakan logo dengan tulisan "PPI" berwarna hitam dan "Bremen" berwarna hijau, dengan latar belakang putih. Warna hijau dan putih adalah juga warna tim sepakbola <a href="http://www.werder.de/" target="_blank">Werder Bremen</a> (wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/SV_Werder_Bremen" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Werder_Bremen" target="_blank">de</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/SV_Werder_Bremen" target="_blank">id</a>). Sejak 2003, ada lagu "Lebenslang Grün-Weiss" untuk Werder Bremen, yang artinya "Selamanya Hijau dan Putih". Selain tulisan, ada gambar siluet 4 hewan yang bernama "Die Bremer Stadtmusikanten" atau "The Town Musician of Bremen" (wiki: <a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Die_Bremer_Stadtmusikanten" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Town_Musicians_of_Bremen" target="_blank">en</a>). Keempat hewan adalah keledai, anjing, kucing dan ayam jantan. Di <a href="http://www.bremen.de/" target="_blank">Bremen</a>, patung keempat hewan berada tepat di sebelah Alte Rathaus (Balai Kota Lama). Logo PPI Bremen ini karya Rizal Fadillah (<a href="http://facebook.com/rizalfadillah" target="_blank">fb</a>,<a href="http://twitter.com/RxFadillah" target="_blank">tw</a>,<a href="http://rxfadillah.tumblr.com/" target="_blank">tumblr</a>).</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Video "Weder Bremen, Lebenslang Grün-Weiss" bisa dilihat di youtube.</div>
<div>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/t6XW6Ke7xH8" width="420"></iframe></div>
<div>
Entah kenapa, screenshot videonya dipilih yang menit segitu.</div>
<div>
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Logo PPI Bremen, tahun 2007 s.d. 2013</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-v8uXRji4Lm4/Uxu2RfAFI0I/AAAAAAAABag/CQCVvqmUIdc/s1600/50255_48659594814_1618_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-v8uXRji4Lm4/Uxu2RfAFI0I/AAAAAAAABag/CQCVvqmUIdc/s1600/50255_48659594814_1618_n.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Logo PPI Bremen, Tim Designer, 2007</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Antara tahun 2007 dan 2013, logo PPI Bremen menggunakan tulisan "PPI" berwarna bendera Jerman (Hitam, Merah dan Emas) dan tulisan "Bremen" berwarna biru. Gambar siluet "Die Bremer Stadtmusikanten" ditaruh di huruf 'I' pada "PPI". Huruf 'P' yang merah dan latar belakang berwarna putih juga melambangkan bendera Merah Putih Indonesia. Aku lupa, logo ini dibuat oleh siapa. Aku duga dibuat oleh Vita Amanda (<a href="http://facebook.com/papiru" target="_blank">fb</a>,) dan Ilham Nirwan alias Coy (<a href="http://facebook.com/ilham.nirwan" target="_blank">fb</a>,wiki: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilham_Nirwan" target="_blank">id</a>). Yang jelas, Ilham berkata bahwa logo PPI Bremen selalu dibuat oleh tim.<br />
<br />
Menurut teori evolusi, karakteristik yang diturunkan dari logo 2007 ke logo 2014 adalah tulisan "PPI Bremen" dan siluet "Die Bremer Stadtmusikanten", sedangkan warna, ukuran huruf, letak komponen, dll mengalami mutasi. Warna bendera Jerman bermutasi menjadi warna Werder Bremen. Sesuatu nilai yang bersifat nasional menjadi lebih lokal. Semangat kedaerahan muncul, ketika jumlah pelajar Indonesia di Bremen semakin meningkat. PPI Bremen semakin bisa melakukan kegiatan secara mandiri dan tidak bergantung dengan PPI Jerman dan PPI tetangga.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<b>Logo PPI Bremen sebelum 2007</b><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcizgtIRQOmHaKmLrshmozpufjOwH_L9cywxyjqJRIW37V_8FzjnYrOJtRaoe6pQMthNS4JakEXujlVpX229mN9hq1DLOv1wT_wzR2DF4MetWsm2nZPdyYeu0TspiaWQObTUD2Iw8vnRQ/s1600/2bdb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcizgtIRQOmHaKmLrshmozpufjOwH_L9cywxyjqJRIW37V_8FzjnYrOJtRaoe6pQMthNS4JakEXujlVpX229mN9hq1DLOv1wT_wzR2DF4MetWsm2nZPdyYeu0TspiaWQObTUD2Iw8vnRQ/s1600/2bdb.jpg" height="216" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Logo PPI Bremen, Dendy Asrari dan Ilham Nirwan, 2005</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Sebelum Oktober 2006, PPI Bremen belum ada. Yang ada itu milis PPI Bremen. Sebelum ada milis, ada juga istilah "Rukun Tetangga (RT) Bremen". Intinya sih, makan gak makan asal ngumpul. PPI Bremen dirintis oleh anggota milis yang kopi darat juga sambil makan-makan.<br />
<br />
Logo PPI Bremen, tahun 2005, menggunakan tulisan "Bremen" berwarna hitam, tulisan "PPi" yang mengandung unsur bendera Jerman (Hitam, Merah, Emas) dengan urutan yang tidak pas dan logo PPI Jerman sebelah kiri. Huruf "i" yang merah dengan latar belakang putih juga melambangkan Bendera Merah Putih Indonesia.<br />
<br />
Logo ini dibuat oleh Dendy Asrari (<a href="http://facebook.com/hendrawarman" target="_blank">fb</a>), mulai tahun 2005, dibantu teman-kos-nya: Ilham Nirwan. Logo ini sudah melalui tahap peer-review di <a href="http://groups.yahoo.com/group/ppi-bremen" target="_blank">milis PPI Bremen</a>, nyaris 2 tahun. Paper ilmiah IEEE Transaction dan Elsevier memilki tahap peer-review dengan rata-rata 6 bulan. Akan tetapi, logo ini butuh 2 tahun, jadi logo ini sungguh teruji. OK, lebih tepatnya, anggota milis PPI Bremen pada komat-kamit dalam menentukan lokasi gambar, warna yang dipilih, ukuran font dan gambar, dll.<br />
<br />
Berdasarkan teori evolusi, yang diturunkan dari logo 2005 kepada 2007 adalah unsur warna bendera Jerman dan Indonesia serta tulisan "Bremen" dan "PPI" atau "PPi". Huruf 'i' bermutasi menjadi 'I'. Ukuran dan bentuk font juga mengalami mutasi. Logo PPI Jerman tidak sintas (survive) diturunkan kepada generasi selanjutnya. Logo ini digantikan dengan "Die Bremer Stadtmusikanten". Unsur kemahasiswaan PPI Jerman, yang melambangkan hubungan internasional Jerman-Indonesia digantikan unsur lokal Bremen, yaitu keempat hewan. Jerman dan Indonesia hanya digambarkan dengan warna dan tulisan "PPI" pada logo 2007. Pendiri PPI Bremen adalah tokoh-tokoh yang menginginkan independensi dari PPI Jerman, yang waktu itu redup. Semangat zaman (Zeitgeist) saat itu adalah otonomi PPI lokal dan bukan kontrol dari PPI Jerman yang terpusat.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Berikut ini, logo PPI Jerman yang mendasari logo PPI Bremen 2005. PPI Jerman adalah akar dari PPI Bremen.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-1Px4eO3BaB4/UxvXg0iPRUI/AAAAAAAABbA/VnBGOG6Gxow/s1600/Logo_PPI_Jerman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-1Px4eO3BaB4/UxvXg0iPRUI/AAAAAAAABbA/VnBGOG6Gxow/s1600/Logo_PPI_Jerman.jpg" height="220" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Logo PPI Jerman</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Pada gambar di atas, terdapat warna Hitam-Merah-Emas pada Bendera Jerman serta Merah Putih pada Bendera Indonesia. Sebelah kiri, ada logo PPI Jerman. Huruf "P" pada logo dibuat simetris dan huruf "I" dibuat dengan gambar obor. Aku tidak tahu penjelasan resminya. Akan tetapi, obor biasanya menggambarkan semangat yang berkobar atau terang ilmu pengetahuan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-yoDhXOjop3g/UxvZMw-huFI/AAAAAAAABbM/YsF6c20rAYo/s1600/logo-PPI-Jerman-2013.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-yoDhXOjop3g/UxvZMw-huFI/AAAAAAAABbM/YsF6c20rAYo/s1600/logo-PPI-Jerman-2013.png" height="89" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Logo PPI Jerman, 2013</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Di tahun 2006, logo PPI Jerman dianggap tidak senonoh atau berbau pornografi, jadinya ada usul untuk diubah. Akan tetapi hingga kini, PPI Jerman tetap menggunakan logonya. Beberapa PPI lokal, seperti PPI Bremen, menghilangkan logo PPI Jerman dan mendesain logo sendiri sesuai identitas lokal. PPI Jerman tidak memiliki kontrol atas PPI kota di bawahnya.<br />
<br />
Tahun 2005, PPI Jerman meredup. <a href="http://groups.yahoo.com/group/ppijerman" target="_blank">Milis PPI Jerman</a> ada. Akan tetapi pengurusnya tidak ada, sehingga harus direvitalisasi di akhir tahun 2006. Sulit untuk membuat PPI Jerman seperti tahun 70-an dan 80-an. Serangkaian kasus penyalahgunaan kekuasaan pengurus dan pelarian uang organisasi di tahun 90-an membuat PPI Jerman ditinggalkan. PPI lokal lebih menarik, walaupun beberapa PPI lokal di Jerman juga menyalahgunakan uang dan kekuasaan.<br />
<br />
Lalu krisis Indonesia tahun 1998 dan perubahan sistem pendidikan tinggi di Jerman dari tahun 1999 hingga 2010 membuat kultur mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang berbeda. Kelahiran Friendster (2002) dan Facebook (2004) serta media sosial lain juga membuat organisasi pelajar di Indonesia bergerak dengan cara yang baru. Di zaman sekarang, smartphone dengan aplikasinya membuat anggota PPI berkomunikasi dengan cara lain.<br />
<br />
Sistem organisasi pelajar di Jerman saat ini masih mampu mengelola event kesenian dan olahraga dalam bentuk yang massal dan lancar. Namun ketika berhadapan dengan kegiatan konferensi ilmiah dan kegiatan politik Jerman-Indonesia serta perlindungan hak pelajar Indonesia, organisasi pelajar di Jerman saat ini masih gagap. Zaman Habibie masih jadi mahasiswa di Jerman dan zaman sekarang memiliki tantangan berbeda.<br />
<br />
Apa pun yang terjadi, semoga organisasi seperti PPI Bremen maupun PPI Jerman bisa menjawab tantangan zaman. Sesuai teori evolusi Darwinian, hanya mereka yang sesuai (fit) dengan keadaan lingkungannya yang akan sintas dalam seleksi alam.<br />
<br /></div>
<div>
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bremen, 9 Maret 2014</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptoconiedersachsen.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a></div>
</div>
</div>
iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-91698169442056148802013-12-23T20:37:00.001+01:002013-12-23T20:37:55.342+01:00Setahun di Bremen 2.0Ternyata sudah setahun aku berada di Bremen 2.0. Kusebut versi 2.0, karena dulu aku pernah hidup dan kuliah di Bremen untuk kemudian bekerja sejenak di <a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">Bayern</a>. Aku mulai bekerja di Bremen 17 Desember 2012 dan berhenti di akhir Mei 2013. Lalu menjalani masa-masa pencarian kerja (baca: pengangguran), hingga awal September 2013, aku mulai mengerjakan kegiatan doktoral di kota tetangga <a href="http://www.bremen.de/" target="_blank">Bremen</a>, yaitu <a href="http://www.oldenburg.de/" target="_blank">Oldenburg</a>.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Belajar lapor pajak. <a href="http://t.co/6XLOjPl8IC">http://t.co/6XLOjPl8IC</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/399687051475288064">November 10, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Di Bremen ini pula, aku telah menyelesaikan <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2013/01/urusan-pajak-di-jerman.html" target="_blank">pelaporan pajak</a>, seperti yang kurencanakan tahun lalu. <a href="http://iscab.wordpress.com/2013/01/03/urusan-pajak-di-jerman/" target="_blank">Laporan pajak</a> ini cukup rumit karena harus melengkapi dokumen ini-itu dari berbagai instansi. Aku menggunakan konsultan pajak (Steuerberater) dari <a href="http://www.arbeitnehmerkammer.de/" target="_blank">Arbeitnehmerkammer Bremen</a>. Aku membayar 10 EUR untuk laporan pajak tahun 2011 dan 10 EUR lagi untuk 2012. Jadi total biaya konsultasi 20 EUR. Untuk tahun depan, aku masih bisa menggunakan jasa Arbeitnehmerkammer Bremen untuk laporan pajak 2013. Sesudah itu, aku harus melaporkan <a href="http://drhdrdro.wordpress.com/tag/pajak/" target="_blank">pajak</a> sendiri tanpa konsultan. Aku akan menggunakan <a href="http://www.elster.de/" target="_blank">Elster</a> untuk urusan ini.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" lang="en">
Usai menunaikan kewajiban pekerja. Laporan pajak. <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a> <a href="https://twitter.com/search?q=%23Steuererkl%C3%A4rung&src=hash">#Steuererklärung</a> <a href="https://twitter.com/search?q=%23Finanzamt&src=hash">#Finanzamt</a> Tunggu hasil 6 bulan kemudi... <a href="http://t.co/3oqMRgQWGI">http://t.co/3oqMRgQWGI</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/405456164780900352">November 26, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Di Bremen 2.0, aku juga gagal bersosialisasi. Masing-masing memiliki kesibukan berbeda. Sulit juga mengharmoniskan jadwal <a href="http://iscab.wordpress.com/2013/04/01/undangan-pertemuan-kaum-muda-bremen-13-april-2013/" target="_blank">bertemu</a> dengan kawan-kawan lama di Bremen. Akibatnya ketika aku <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2013/04/undangan-pertemuan-kaum-muda-bremen-13.html" target="_blank">pindahan</a>, tiada kawan yang membantu walau tangan <a href="http://iscabayern.blogspot.com/2013/04/pindahan-berdarah.html" target="_blank">berdarah</a>-<a href="http://iscab.wordpress.com/2013/04/16/pindahan-berdarah/" target="_blank">darah</a>. Banyak orang baru di Bremen dan karena aku introvert, aku sulit berkenalan dengan mereka. Selain itu, aku sudah tua dan mereka rata-rata masih muda. Orang-orang yang bisa menjembataniku dengan kaum muda sulit kutemui. Kegiatan PPI Bremen juga sepertinya mati tahun ini. Pengurus PPI Bremen sama sekali tidak bisa mengakses kaum muda dan acaranya. Aku lumayan terisolasi tahun ini dan sulit berkenalan dengan orang baru.<br />
<br />
Tahun ini juga di Bremen, bukan waktu dan tempat yang cocok untuk mencari jodoh. Aku masih sibuk dengan urusan kerja (dan karir). Aku belum punya karir. Jadi kalau ada yang bilang kalau aku sudah mapan, rasanya aku ingin menonjoknya. Apalagi kalau bilang, kalau aku mapan dan saatnya mencari jodoh, aku ingin menonjoknya lalu menendangnya. Intinya aku sedang disibukkan dengan pencarian jati diri. Aku masih meraba-raba di mana tempatku di dunia kerja dan ingin jadi apa aku. Aku tidak mau melibatkan diri dalam kompetisi pencarian jodoh yang melelahkan. Dulu aku harus berkompetisi tingkat tinggi untuk mendapatkan <a href="http://cintascondro.blogspot.com/2013/08/pesan-dari-mantan.html" target="_blank">mantanku yang cantik</a>. (Suruh siapa cari jodoh harus cantik, ya?)<br />
<br />
Aku tidak dapat kerja, karir, dan cinta di Bremen. Kini aku menjadi mahasiswa doktoral di Oldenburg. Mungkin kota ini lebih menjanjikan? Aku tak tahu. Sekarang aku tinggal di Bremen dan berkarya di Oldenburg. Aku menjadi komuter antara kedua kota ini. Aku juga belum tahu apakah tahun depan, aku akan pindah ke Oldenburg. Beberapa rekan kerja dan rekan studi tinggal juga berkomuter antara dua kota ini. Kemungkinan besar aku akan tetap tinggal di Bremen selama 3 tahun. Aku malas pindahan.<br />
<br />
Aku ingin bersyukur atas satu tahun di Bremen ini. Semoga angin Bremen membawaku ke taman harapan. Di sana aku akan menari dan bernyanyi dalam alunan puji syukur kepada Sang Pencipta.<br />
<br />
<br />
Bremen, 23 Desember 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-39562980101788439842013-11-18T20:55:00.000+01:002013-11-18T20:55:37.804+01:00Akhir pekan di pertengahan November 2013Akhir pekan lalu di Bremen, aku ingin pergi ke gereja St. Johann di Bremen lalu makan-makan bersama kawan-kawan <a href="http://facebook.com/groups/perki.bremen/" target="_blank">Perki Bremen</a>. Akan tetapi bukan itu yang terjadi di akhir pekan lalu.<br />
<br />
Selain ingin makan enak di Perki Bremen di hari Minggu, aku juga ingin ikut rapat Natal Perki Bremen. Aku kebagian seksi konsumsi. Akan tetapi bukan itu yang terjadi di akhir pekan lalu.<br />
<br />
Pada hari Sabtu, aku ingin makan-makan bersama beberapa mahasiswi doktoral. Aku ingin merasakan menu all-you-can-eat, di suatu warung bakso di Bremen. Sekalian berkenalan dan berdiskusi. Akan tetapi bukan itu yang terjadi di akhir pekan lalu.<br />
<br />
Pada hari Jumat malam, aku pergi ke acara Indian Culture Night di <a href="http://www.esg-bremen.de/" target="_blank">ESG Bremen</a>. Makanannya enak, bahkan sampai nambah. Aku berkenalan dengan mahasiswi cantik tinggi dari Toulouse Perancis yang belajar ekologi dan mahasiswi cantik keriting Bremen yang belajar psikologi. Ingin bisa melanjutkan party bersama salah satu dari mereka. <i>Good boys go to heaven but I wanna be taken anywhere</i>. Akan tetapi bukan itu yang terjadi di akhir pekan lalu.<br />
<br />
Pada acara kebudayaan India tersebut, seperti biasa di akhir acara ada World Party. Lagu-lagu dugem Punjabi yang memiliki "beat" yang sesuai jiwaku. Loncat-loncat, tarian Bangra, dll. Aku pun bergembira bersama mahasiswa-mahasiswi India. Beberapa mahasiswi India bergoyang dengan temperamen energik. Sebagai seorang "dance aficionado", aku suka klepek-klepek sama cewek yang menari energik dan sporty. Buatku tarian Punjabi, Afrika, maupun Amerika Latin memiliki temperamen yang asyik dan penuh gairah. Aku berharap bisa dugem lama bersama mereka, menikmati musik Punjabi. Akan tetapi bukan itu yang terjadi di akhir pekan lalu.<br />
<br />
Yang terjadi di akhir pekan lalu adalah seorang <a href="http://iscab.wordpress.com/2013/11/19/dukun-kuncen-kehilangan-kunci/" target="_blank">Dukun Kuncen kehilangan kuncinya</a>. Akhir pekan yang indah, dan penuh rencana, menjadi rusak. Ketika aku merogoh isi celanaku, bukan dalam rangka hal-hal mesum dan maksiat, aku menemukan sesuatu yang hampa atau nihil. Inilah awal dari <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2013/11/dukun-kuncen-kehilangan-kunci.html" target="_blank">kisah Dukun Kuncen kehilangan kunci</a>.<br />
<br />
<br />
Bremen, 18 November 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank"><span id="goog_237378115"></span>iscab<span id="goog_237378116"></span></a>.<a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-41381162855430885842013-11-18T20:01:00.001+01:002013-11-18T20:01:19.774+01:00Padamnya KJRI HamburgBulan ini, aku berusaha memiliki paspor baru. Aku berusaha mencari info: persyaratan dan formulir yang penting. Aku tahu tempat terdekat untuk mengurus paspor adalah Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hamburg. Ketika aku mengutak-atik upil dan internet, kutemukan <a href="http://kjrihamburg.de/" target="_blank">website KJRI Hamburg</a>, seperti di bawah ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-yq8JegtZ7Rs/Uoph5rkFS3I/AAAAAAAABOc/FFtIpG9NiIo/s1600/KJRI-Hamburg-2013-11-08.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="241" src="http://3.bp.blogspot.com/-yq8JegtZ7Rs/Uoph5rkFS3I/AAAAAAAABOc/FFtIpG9NiIo/s400/KJRI-Hamburg-2013-11-08.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Laman KJRI Hamburg, 8 November 2013</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Ternyata laman ini lagi turun (down) karena belum bayar hosting. Sempat panik, kalau ini ulah Anonymous Australia. Ternyata cuma belum lunas.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
shares Website KJRI Hamburg hari ini. <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a> Padam. <a href="http://t.co/VBvqZHbzqZ">http://t.co/VBvqZHbzqZ</a> <a href="http://t.co/3Onm9eoFlb">http://t.co/3Onm9eoFlb</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/398794433036296192">November 8, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Sepuluh hari berlalu. Aku pun membuka lagi laman tersebut. Kini sudah bisa dibuka. Formulir sudah kuunduh dan syarat-syarat penting pun kukumpulkan. Sekarang saatnya merencanakan perjalanan ke Hamburg. Semoga paspor bisa lekas kudapat dan tahun depan aku memiliki status, yang tidak seperti lagu Vidi Aldiano.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/26J0K26GxCg" width="560"></iframe><br />
<br />
Sesungguhnya status pada visaku masih belum jelas. Semoga tahun depan, aku bisa mendapat visa Student dengan paspor baru.<br />
<br />
<br />
Bremen, 18 November 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
<br />iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-17283682104409245152013-11-18T19:36:00.000+01:002013-11-18T19:36:52.972+01:00Dukun Kuncen kehilangan kunciDi hari Jumat Pon menjelang tengah malam, yang berarti Malam Sabtu Wage, seorang Dukun Kuncen kehilangan kunci-kuncinya. Ini bukan teknik kuncian ketika memiting orang dalam bela diri. Ini juga bukan kunci dalam bermain gitar, baik kunci "Key" maupun kunci "Chord". Ini betul kunci sekunci-kuncinya.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Dukun Kuncen yang biasa memegang kunci pusaka yang menghubungkan dua dunia, bisa kehilangan kunci rumahnya. Bagaimana bisa? Sungguh memalukan! Ini adalah bentuk malpraktek Dukun Kuncen.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dukun Kuncen ini pun merapal mantra dan berdevosi kepada St. Antonius dari Padua, Italia, sambil mengayuh sepedanya melewati jalan-jalan yang ia lalui sebelumnya. Dimulai dari tempat pesta di dunia gemerlap, hingga rumahnya. Kenikmatan duniawi tidak bisa dirasakan dukun ini, malah ia harus menunggu pesta usai untuk mencari kunci sekaligus membantu membersihkan tempat dunia kelap-kelip. Padahal sudah kenalan dengan beberapa cewek cantik dan banyak cewek seksi yang pandai bergoyang. Ya, nasib! Ya, nasib!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dukun Kuncen ini pun harus menelpon teman kosnya untuk membukakan pintu, dengan smartphone yang "low bat". Betapa sialnya, dukun ini. Teman kosnya pun mandi tanpa kembang lewat tengah malam untuk mempersilakan Dukun Kuncen ini bisa masuk kembali ke rumahnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dalam menarik kekuatan gaib untuk menuntaskan masalah kunci ini, Dukun Kuncen membuka buku mantra Haftpflichtversicherung. Dukun ini pun kaget dan "shock" (Apa bedanya, yah?).</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ternyata mantra Schlüsselversicherung tidak ada di dalamnya. Kitab mantra ini tidak sesakti kitab premium, ini baru mantra dasar. Ia pun panik. Rencana berburu serigala Jack Wolfskin untuk dijadikan jaket musim dingin buyar sudah. Ia akan mengeluarkan banyak kepeng Eropa demi masalah kunci ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tiga hari, Dukun Kuncen ini pun berpantang, yang tidak ada hubungannya dengan diet OCD yang lagi trendy. Ia pantang keluar rumah sebelum masalah kehilangan kunci ini beres. Ia mengontak ibu kosnya untuk menyelesaikan bersama-sama. Mungkin akibat mantra kepada St. Antonius dari Padua dan mantra Lingkaran Sakti Mawar Bunda Maria, ibu kos luluh dan hanya menyuruh Sang Dukun Kuncen pergi ke Schlüsseldienst. Di sana, dia akan bertemu Nymph Kuncen bernama Suzi Schlüsselschmied.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sesampainya di perempatan sakti, tempat kakak beradik Sam dan Dean Winchester bertemu "crossroads demon" di film seri Supernatural, Si Dukun mencari Nymph tersebut. Dukun pun menemukan gerbang yang tertutup menuju alam nymph. Untuk melakukan mantra "Nymph Summoning", ia membaca tulisan pada gerbang tersebut: "Opening Hour bla bla bla". Oh, bukanya satu jam lagi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sang Dukun Kuncen pun meresapi mantra tersebut. Ia mengingat bahwa untuk mendapatkan sesuatu, seseorang harus berpuasa dan berpantang. Sang Dukun teringat diet OCD, sebagai metode puasa. Oleh karena itu, pergilah ia ke warung kebab Ali Baba dan makan Dürüm Kambing terlezat dan terempuk sambil membayangkan dirinya sedang diet OCD.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ternyata teknik ini berhasil menciptakan ilusi mengenai waktu. Tidak sehebat dilatasi waktu pada Teori Relativitas Khusus, tapi perspektif mengenai waktu bisa bergeser. Satu jam menunggu di warung kebab masih lebih baik daripada menunggu di depan pintu Schlüsseldienst.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sang Dukun Kuncen bisa bertemu Suzi Schlüsselschmied. Nymph ini memberi Ngraga Sukma Kunci, suatu teknik duplikasi kunci. Untuk ini, dukun harus bersepeda bolak-balik dari rumah dan tempat nymph ini. Semua karena satu kunci tidak pas dengan lubangnya. Semua perjuangan kunci ini usai sudah.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-T66eQsIGWr0/UopdVH_S0YI/AAAAAAAABOQ/V_uFexwlUmc/s1600/TemanKos.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="http://2.bp.blogspot.com/-T66eQsIGWr0/UopdVH_S0YI/AAAAAAAABOQ/V_uFexwlUmc/s400/TemanKos.png" width="225" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Teman kos yang mandi tanpa kembang lewat tengah malam</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Demi kunci yang hilang, ia kehilangan Sabtu Diet OCD Impian bersama kawan-kawan di tukang bakso.</div>
<div>
Demi kunci yang hilang, ia kehilangan Minggu Diet OCD Impian bersama kawan-kawan di perjamuan kudus plus-plus.</div>
<div>
Demi kunci yang hilang, ia kehilangan Senin Thesis dan harus ke tukang kebab membayangkan dirinya melakukan diet OCD.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ternyata Dukun Kuncen ini tidak semandra-guna <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2012/02/biaya-hidup-seorang-dukun-di-bremen.html" target="_blank">Dukun Teguh</a> yang kesaktiannya bisa membuat gunung Eyjafjallajökull di Islandia meletus ketika ia mencabut kuncinya di Eropa. Dukun Kuncen baru ini masih dalam masa percobaan menjadi dukun. Memang lebih mudah menjadi dukun cabul daripada dukun kuncen.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bremen, 18 November 2013</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Doa Kepada St. Antonius dari Padua, <a href="http://www.ourcatholicprayers.com/prayers-to-st-anthony.html" target="_blank">kalau kehilangan barang</a> (wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Anthony_of_Padua" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Antonius_von_Padua" target="_blank">de</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antonius_dari_Padua" target="_blank">id</a>).</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-5465030836929548612013-11-13T19:48:00.002+01:002013-11-13T19:48:51.426+01:00Nasi Manis WangiSenin kemarin, aku berinovasi memasak Nasi Manis Wangi. Seperti biasa, aliran seni memasak yang kumiliki adalah aliran ekperimentalis. Aku selalu kritis terhadap dogma-dogma yang bernama resep masakan. Inovasi harus ada dalam memasak, bukan hanya dalam <a href="http://drhdrdro.wordpress.com/" target="_blank">penelitian</a>. Aku mencoba memasak nasi dengan aroma yang wangi.<br />
<br />
Bagaimana cara membuat resep Nasi Manis Wangi?<br />
<br />
Beginilah caranya.<br />
<br />
Pertama, bangunlah pagi dalam keadaan mengantuk.<br />
<br />
Kedua, berencanalah memasak Nasi Kuning. Sebetulnya lebih tepat disebut nasi berwarna kuning, karena tidak menggunakan santan dan bumbu-bumbu itu.<br />
<br />
Ketiga, rencanakan memasukkan bubuk kunyit. Walau rencana tinggallah rencana.<br />
<br />
Keempat, sadarilah bahwa ternyata tidak punya bubuk kunyit dan yang tadi dimasukkan adalah bubuk kayu manis. Makanya kalau ngantuk jangan masak!<br />
<br />
Kelima, terimalah nasi yang bercampur kayu manis tadi dan berilah ia nama "Nasi Manis Wangi". Karena kali ini, nasi tidak menjadi bubur, melainkan menjadi wangi.<br />
<br />
Begitulah resep membuat Nasi Manis Wangi.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
OK, keesokan harinya, aku membeli bumbu yang benar. Supaya masak makanan kaga hancur lagi. Teman kosku yang cantik pun kaga sudi makan Nasi Manis Wangi hasil seni masak eksperimentalisme dariku.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Nampaknya aku harus mengikuti workshop memasak lagi di Bremen. Aku harus menyatukan Bremen dalam memasak, sehingga masakanku yang Chaotic bisa lebih terkendali oleh suatu Order. Workshop yang pernah kuikuti adalah sebagai berikut<br />
<br />
<ul>
<li>Workshop <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2009/12/workshop-pempek-palembang-desember-2009.html" target="_blank">Pempek Palembang</a>, 2009.</li>
<li>Workshop <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2010/02/baso-tahu-cinta-siomay-senandung-rindu.html" target="_blank">Baso Tahu Cinta dan Siomay Senandung Rindu</a>, 2010</li>
<li>Workshop Pecel Lele, 2010</li>
</ul>
<br />
<br />
Inovasi berikutnya adalah Siomay Janda Kembang. Tunggu tanggal mainnya eh masaknya.<br />
<br />
<br />
Oldenburg, 13 November 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
<br />iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-60932455538301931232013-08-13T23:00:00.000+02:002013-08-13T23:00:35.728+02:00Bencana ToiletHari ini, aku mengalami bencana di toilet. Berbeda dengan ketika di Nürnberg, <a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">Bayern</a> dulu, ketika aku harus menangani alat guyur (flush) yang jebol di hari pertama aku tinggal. Selain itu, pipa pembuangan yang didesain tidak benar mengakibatkan aku tidak boleh membuang banyak sesuatu ke toilet. Aku harus membuang sedikit sesuatu, lalu guyur, lalu sedikit lagi sesuatu, lalu guyur. Sesuatu itu termasuk juga toilet paper, bukan hanya tahi. Jadinya boros air, sih. Tapi demi kelancaran mengguyur, mau tak mau harus begitu.<br />
<br />
Kali ini, di Bremen, toiletku lebih menyenangkan. Desain pipa pembuangan benar, jadi aliran air lancar. Sayangnya dudukan toilet tidak terpasang dengan benar. Untuk orang dengan berat badan ekstra seperti diriku, dudukannya sering goyah. Jadinya aku harus duduk dengan hati-hati supaya tidak tiba-tiba miring. Kemiringannya masih dalam tahap tidak mengganggu kelancaran bidikan antara lubang toilet dengan lubang lainnya pada manusia. Tapi kalau tiba-tiba miring, efeknya bisa mengagetkan.<br />
<br />
Ternyata hari ini, bukan hanya efek yang mengagetkan, melainkan membencanakan. Ketika aku sedang bersih diri, tiba-tiba gubrakkk. Dudukan toilet mendadak miring ke kiri. Bukan hanya kaget, ada hal lain yang bikin repot. Kerepotan ini terjadi karena tissue atau toilet paper untuk bersih diri tiba-tiba masuk ke lubang anusku. Aku pun kebingungan memikirkan bagaimana mengeluarkan tissue dari anus. Kucoba mengeden, ternyata susah. Mau tidak mau, tissue harus kutarik dari lubang anus. Akhirnya bisa kukeluarkan dengan sempurna.<br />
<br />
Bencana toilet hari ini mengingatkanku akan indahnya Indonesia. Di sana, aku tak perlu kertas untuk bersih diri. Aku cukup menggunakan sabun dan air. Aku tak perlu kena musibah tissue masuk ke dalam lubang anus. Musibah hari ini, membuatku merasa bahwa aku disodomi secara nista oleh kertas toilet setelah dijebak oleh dudukan toilet. Hari ini, akibat musibah ini, suara kentutku tidak berbunyi "tut... tut... tut...", tetapi "hah... hah... hah...".<br />
<br />
Hari ini, aku harus belajar banyak untuk lebih berhati-hati dengan dudukan toilet. Aku pun menulis di blog ini karena kalau diceritakan secara lisan, aku merasa diriku sungguh nista dan tidak dipercaya di hadapan kawan-kawanku.<br />
<br />
<br />
Bremen, 13 Agustus 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
<br />
P.S. "Bersih diri" artinya cebok<br />
<br />
<br />iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-56262807662493827822013-08-05T19:50:00.000+02:002013-08-05T19:50:01.143+02:00Pembantu yang BerbahagiaHari ini aku tidak mau berbicara mengenai pembantu di Indonesia yang pada mudik di Indonesia. Aku juga tidak mau berbicara mengenai orang-orang yang merasa dirinya bekerja rodi karena ditinggal mudik oleh para pembantu mereka. Aku teringat kata Immanuel Kant, "Perbuatlah kepada orang lain, sebagaimana kamu ingin mereka perbuat padamu", yang mengutip Injil Matius 7:12 dan Lukas 6:31. Yang merasakan kerja rodi karena kehilangan pembantu, adalah orang yang memaksa pembantunya bekerja rodi untuk mereka.<br />
<br />
Aku ingin berbicara mengenai seminggu yang lalu. Aku bangun pagi dengan keinginan membantu orang. Tidak tahu kenapa. Mungkin ini karena aku memiliki naluri <a href="http://iscabayern.blogspot.com/2012/05/bertemu-sekjen-ppi-jerman.html" target="_blank">pembantu</a>. Mungkin ini karena terinspirasi film Pay it Forward/Das Glücksprinzip (wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Das_Gl%C3%BCcksprinzip" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pay_It_Forward_(film)" target="_blank">en</a>/<a href="http://www.imdb.com/title/tt0223897/" target="_blank">imdb</a>). Mungkin juga ini suatu gangguan psikologis bernama sindrom mesias (<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Messiah_complex" target="_blank">Messiah Complex</a>). Yang jelas, aku terbangun pagi hari dengan suatu keinginan membantu orang untuk berbahagia.<br />
<br />
Aku merasa bahwa membahagiakan orang lain mungkin menjadi kunci untuk membahagiakan diriku. Jadinya aku berkeinginan untuk membantu orang untuk berbahagia. Minggu lalu, aku tak tahu ingin membantu siapa. Lebih tepatnya siapa duluan yang perlu kubantu.<br />
<br />
Ada teman-temanku yang memiliki sorot mata kesepian dan sepertinya jiwanya lelah. Namun mereka menyembunyikan semuanya dalam obrolan tak penting atau status Facebook dan Twitter yang sok religius. Mungkin status religius tersebut membantu mengalihkan perhatian dari kegalauan dan dari jiwa yang tak tenang. Tetapi tetap saja, kalau ketemu mereka atau kalau melihat foto di Facebook, sorot mata letih dan kesepian selalu terpancar. Jadi kata-kata mereka seakan hanya topeng.<br />
<br />
Aku berpikir bagaimana membantu orang untuk berbahagia. Kalau aku mencoba mengajak ngobrol, nanti aku dituduh PHP (Pemberi Harapan Palsu). Tapi membantu orang lain harus selalu dimulai dengan membuka jalur komunikasi. Kupikir-pikir aku masih perlu belajar banyak untuk menjadi pembantu, eh, maksudnya membantu orang untuk berbahagia.<br />
<br />
Minggu lalu, aku mencoba merenungkan Dharmaku ini, yaitu membahagiakan orang lain. Aku berefleksi dengan mengendarai sepeda. Angin di sepanjang Sungai Weser mengalun merdu membuat seluruh rambut di kulitku ikut menari. Aku merenung dalam setiap kayuhan kakiku di pedal sepeda. Banyak sekali pertanyaan mengenai siapa yang harus kubahagiakan, bagaimana cara membahagiakan, kapan dan di mana bisa berbahagia, dll.<br />
<br />
Dalam perjalanan bersepedaku, sampailah aku ke tempat reparasi sepeda. Aku ingin membenarkan sumbu pedalku. Aku bertanya mengenai kunci untuk membetulkan pedal. Orangnya segera memutar baut penting supaya pedal kencang pada tempatnya. Seusainya, aku bertanya berapa harganya. Dia jawab layanan tersebut gratis. Aku senang sekali dan berterimakasih padanya. Kali ini aku dibantu orang ini untuk berbahagia.<br />
<br />
Kemudian aku melanjutkan pergi ke tempat lain. Ada suatu undangan mendadak makan gratis. Aku pun berterima kasih karena undangan ini. Keluarga yang mengundangku ini selalu membantuku untuk berbahagia.<br />
<br />
Dalam perjalananku ke undangan tersebut, terjadilah fenomena Black Monday. Ban belakang sepedaku tiba-tiba miring. Akupun harus berhenti di suatu perempatan. Aku mencoba membenarkan sepedaku. Tiba-tiba ada orang bergigi ompong dengan aroma alkohol pada mulutnya yang menghentikan sepedanya. Ia pun bertanya apakah aku butuh perangkat (obeng, kunci, dll). Aku mengiyakan. Aku terheran-heran mengapa dia memiliki toolbox lengkap. Lalu dia membantuku membenarkan ban belakang. Dia bertanya apakah sepedaku baru. Kuiyakan lagi. Dia berkata bahwa sepeda baru sering memiliki masalah dengan sekrup yang kendor. Jadi semua sekrup dan sendi harus dikencangkan. Ia pun membantuku mengencangkan poros ban belakang. Aku bertanya kenapa dia memiliki toolkit lengkap. Dia menunjukkan kartu identitasnya. Ternyata dia bekerja membetulkan sepeda. Lalu ia pun segera pergi dengan sepedanya. Orang ini membantuku untuk berbahagia di hari Senin minggu lalu.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Oh, iya, harus mengecek semua sekrup sepeda agar kejadian Black Monday kemarin tak terulang. <a href="http://t.co/SQKGqzNW4G">http://t.co/SQKGqzNW4G</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/362876663731724288">August 1, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Ternyata keinginanku untuk membuat orang bahagia pada hari tersebut tidak tercapai sebagaimana yang kubayangkan. Aku malah dibahagiakan oleh orang lain secara acak. Sepulang dari undangan makan gratis, aku merenungkan kembali bahwa aku harus membantu orang menemukan kebahagiaan mereka. Aku harus membantu orang secara acak.<br />
<br />
Banyak sekali cara membantu orang secara acak (random act of kindness). Contohnya, aku bisa berhenti bersepeda dan membantu orang berfoto-foto di jembatan di atas Sungai Weser dengan memegang kamera. Membantu nenek-nenek membukakan pintu trem atau bus. Selama ini, aku membantu orang menginap gratis di tempatku, baik dengan <a href="http://couchsurfing.org/people/iscab/" target="_blank">skema Couchsurfing</a> maupun dengan skema Kawan PPI. Sebetulnya aku ingin membantu orang yang kesepian karena aku dulu pernah merasakan kesepian, hingga harus <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2011/12/meninggalkan-bremen.html" target="_blank">mengobrol dengan jeruk</a>. Tapi niatku yang ini belum kesampaian.<br />
<br />
Oh, ya, ini lagu soundtrack film "Pay it Forward", yang berjudul "<a href="http://www.youtube.com/watch?v=KRUErh47sao" target="_blank">Calling All Angels</a>" dari Jane Siberry. Semoga lagu ini bisa semakin menambah semangat orang-orang yang ingin membantu sesamanya untuk berbahagia.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/KRUErh47sao?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
<br />
Bremen, 5 Agustus 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-40257388118756394882013-06-25T15:00:00.003+02:002013-06-25T15:00:17.802+02:00Bujangan BremenPada suatu akhir pekan, di suatu pertemuan <a href="http://groups.yahoo.com/group/perki-bremen/" target="_blank">bersama</a>, seorang kenalan mengobrol denganku. Sebut saja, namanya Tanya. Oh, ya, namaku adalah Jawab, karena iscab sebetulnya tidak suka menjawab.<br />
<br />
Tanya : "Kamu masih bujangan, yah?"<br />
Jawab : "Iya, kok tahu?"<br />
Tanya : "Itu, baju yang lu pakai kaga disetrika."<br />
Jawab : "Oh!"<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Kemudian obrolan berlanjut mengenai menyetrika dengan prinsip 5W+1H (what, where, when, who, why, how). Karena aku tidak konsentrasi dalam obrolan, aku pun lebih banyak memikirkan Iron Man menyetrika kolor merah Superman. Akibat salah menyetrika, Man of Steel tidak memakai kolor merahnya lagi. Ini seperti pepatah Bung Karno, "Amerika kita setrika, Inggris kita linggis." Akupun berpikir apakah Captain America suka menyetrika.<br />
<br />
Ternyata hidup melajang di Bremen membuatku malas menyetrika. Aku hanya menyetrika untuk keperluan wawancara kerja, pertemuan resmi, dan kondangan. Akupun bertanya pada diriku sendiri, apakah kemampuanku menyetrika berhubungan dengan proses pencarian <a href="http://cintascondro.blogspot.com/2012/05/wanita-idaman.html" target="_blank">wanita idaman</a>.<br />
<br />
Bügeln für den Weltfrieden!<br />
<br />
<br />
Bremen, 25 Juni 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-89095890483376225962013-06-05T16:26:00.000+02:002013-06-05T16:26:20.211+02:00Persimpangan LagiKali ini, aku berada di persimpangan lagi. Aku masih <a href="http://saptocondro.blogspot.com/2013/05/stop.html" target="_blank">berhenti sejenak</a> untuk memikirkan langkah selanjutnya. Ke mana aku akan melangkah? Melangkah seperti apa? Semuanya betul-betul belum kuketahui.<br />
<br />
Aku teringat dua tahun lalu ketika berada di persimpangan, aku diliputi suatu kecemasan. Lalu kupilih jalan yang tidak terlalu cocok dengan jiwaku. Namun perjalanan ini melatihku untuk melawan naga dan iblis yang menghadangku. Perjalanan ini juga membuatku mengenal banyak orang: mana yang tukang copet, mana yang memberiku air kehidupan untuk melepas dahagaku, dan mana yang membekaliku dengan jurus-jurus baru.<br />
<br />
Kini akupun kembali berada di persimpangan yang lain. Ada jalan kembali ke akarku. Ada jalan yang sama untuk meneruskan perjalanan sebelumnya. Ada jalan yang gersang namun kuyakin di ujung sana aku akan menemukan cintaku. Mana yang akan kutempuh? Aku harus memutuskan dalam waktu terbatas, sebelum preman menutup semua jalan dan menyisakan satu, yaitu kembali ke akar.<br />
<br />
Akupun berhenti memandang peta. Aku berpikir keras dan kuamati baik-baik peta pemberian <a href="http://eskimon.wordpress.com/" target="_blank">Simon Kemp</a>. Kuharapkan jalan yang kupilih berada pada trajektori yang tepat, dan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Lyapunov_stability" target="_blank">stabil menurut Lyapunov</a>, menuju kemenangan. Semoga bisa kulaksanakan <a href="http://www.youtube.com/watch?v=eZ9QtHvzk30" target="_blank">pesan Saykoji</a>, "Hari Kemenangan akan segera tiba!".<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-yiXFZkoBUSM/Ua9IKQKD2nI/AAAAAAAAAf8/jXvwQ_MbF2I/s1600/Career+Sweet+Spot+What+you+love+What+you+are+good+at+What+pays+well.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="PayGoodLove" border="0" height="303" src="http://1.bp.blogspot.com/-yiXFZkoBUSM/Ua9IKQKD2nI/AAAAAAAAAf8/jXvwQ_MbF2I/s320/Career+Sweet+Spot+What+you+love+What+you+are+good+at+What+pays+well.jpg" title="PayGoodLove" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">I want to win.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<br />
Bremen, 5 Juni 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-19460105976081185892013-05-01T18:04:00.001+02:002013-05-01T18:05:47.409+02:0030 April 2011Memandang jalan dekat apartemenku yang sekarang di daerah Bremen-Neustadt, kuteringat kejadian dua tahun lalu. Suatu hari di hari Sabtu yang cerah, 30 April 2011, ada ajakan berlari-lari di Bremen dalam rangka lingkungan hidup. Aku tidak mengikuti usulan tersebut, tetapi hari itu aku tetap berlari-lari. Kali ini, aku bukan berlari-lari bersama Heli, melainkan bersama polisi-polisi Jerman.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-6OOH2HQsh0I/UYEuID2QUSI/AAAAAAAAAb4/4Udl-jq7Y2c/s1600/Polisi1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="sondereinheit1" border="0" height="214" src="http://2.bp.blogspot.com/-6OOH2HQsh0I/UYEuID2QUSI/AAAAAAAAAb4/4Udl-jq7Y2c/s320/Polisi1.jpg" title="sondereinheit1" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Satuan khusus anti huru-hara, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
OK, aku berlari bersama demonstran lain ketika dikejar polisi anti huru-hara. Hari itu, aku mengikuti demonstrasi menentang pawai Neo Nazi yang diadakan di daerah Bremen-Neustadt. Selebaran anti Neo-Nazi sudah disebarkan sebelumnya di universitas, Gereja, Masjid, kafe, dll. Hari-hari sebelumnya, aku datang melihat persiapan demo yang dilakukan <a href="http://www.esg-bremen.de/" target="_blank">ESG Bremen</a> (Evangelische Studierenden Gemeinde), juga diskusi-diskusi mereka. Mereka mempersiapkan demonstrasi damai, dengan poster warna-warni.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-bjcqikFW3No/UYEuZnZ4gRI/AAAAAAAAAcA/WZFJTjYz_9s/s1600/ESG_TAZ.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="esg-bremen-taz" border="0" height="160" src="http://4.bp.blogspot.com/-bjcqikFW3No/UYEuZnZ4gRI/AAAAAAAAAcA/WZFJTjYz_9s/s320/ESG_TAZ.jpg" title="esg-bremen-taz" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ESG Bremen berdemo damai, oleh TAZ, die Tageszeitung</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Selain itu, aku juga ikut dalam persiapan demo bersama Mrs. M, Mr. S, dan Mr. R. Dalam persiapan, Mr. S menerangkan jejaring manusia dan organisasi yang memiliki ideologi Neo-Nazi. Partai politik dengan ideologi ini contohnya adalah sebagai berikut.<br />
<br />
<ul>
<li>Nationaldemokratische Partei Deutschlands (NPD, wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Nationaldemokratische_Partei_Deutschlands" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/National_Democratic_Party_of_Germany" target="_blank">en</a>)</li>
<li>Die Republikaner (REP, wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Die_Republikaner" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/The_Republicans_(Germany)" target="_blank">en</a>)</li>
<li>Deutsche Volksunion (DVU, wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Deutsche_Volksunion" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/German_People%27s_Union" target="_blank">en</a>)</li>
<li>Bürger in Wut (BIW, wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/B%C3%BCrger_in_Wut" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Citizens_in_Rage" target="_blank">en</a>)</li>
<li>Partei Rechtsstaatlicher Offensive (PRO, wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Partei_Rechtsstaatlicher_Offensive" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Law_and_Order_Offensive_Party" target="_blank">en</a>)</li>
<li>Bürgerbewegung pro NRW (Pro-NRW, wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/B%C3%BCrgerbewegung_pro_NRW" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pro_NRW" target="_blank">en</a>), yang berpusat di Köln (Cologne)</li>
<li>Bürgerinitiative Ausländerstopp (wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/B%C3%BCrgerinitiative_Ausl%C3%A4nderstopp" target="_blank">de</a>), di Nürnberg dan München</li>
</ul>
<br />
Masih ada organisasi kepemudaan yang tergabung dalam ideologi kanan ini, baik yang hanya diawasi (wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Rechtsextreme_Netzwerke" target="_blank">de</a>) maupun sampai dilarang (wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Liste_in_Deutschland_verbotener_rechtsextremistischer_Organisationen" target="_blank">de</a>). Ketika pawai, ada pula massa tidak terorganisir seperti "bobotoh" ideologi ini yang turut serta, contohnya <a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Freie_Kameradschaften" target="_blank">Frei Kameradschaften</a>. Selain itu, ada juga sel-sel teror berideologi ini, contohnya Nationalsozialistischer Untergrund (NSU, wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Nationalsozialistischer_Untergrund" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/National_Socialist_Underground" target="_blank">en</a>). Disebut sel teror karena aksi terorisme mereka adalah menembak dan menusuk orang dan mereka memiliki bahan peledak.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Kembali ke cerita 30 April 2011. Demo ini dihadiri banyak orang dari berbagai organisasi.<br />
<br />
<ul>
<li>ASTA Uni Bremen (Badan Eksekutif Mahasiswa, Universitas Bremen), juga ASTA HS Bremen, dan universitas di Bremen dan sekitarnya</li>
<li>partai politik kiri (SPD dan Linke), juga hijau (Grünen)</li>
<li>ESG dan KHG Bremen</li>
<li>gereja-gereja dan masjid-masjid</li>
<li>anak sekolah</li>
<li>mahasiswa-mahasiswi</li>
<li>Antifa (wiki:<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Antifa" target="_blank">de</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Anti-Fascist_Action" target="_blank">en</a>), kelompok anti fasisme. Biasanya berpakaian hitam dan berkacamata hitam, dan selalu siap berkonfrontasi secara fisik dengan lawannya. Bisa disebut "Schwarzblock" (blok hitam)</li>
<li>dan lain-lain</li>
</ul>
<br />
Seperti demo lainnya, semua selalu diawali dengan damai. Ada truk demo dengan musik damai. Ada orang yang membawa gitar dan kendang, lalu bernyanyi, menari, dan bermusik. "In the jungle, the mighty jungle, where the lions sleep tonight..."<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-ml9kLE9S8ao/UYEu53d5OnI/AAAAAAAAAcI/2Xphb-iJbQQ/s1600/Bernyanyi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="demo-damai" border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-ml9kLE9S8ao/UYEu53d5OnI/AAAAAAAAAcI/2Xphb-iJbQQ/s320/Bernyanyi.jpg" title="demo-damai" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Demo damai sambil bernyanyi, oleh Rafi & Ade</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Selain itu, aku bertemu Gadis Beruang Kecil, di demonstrasi tersebut. Wanita ini, peneliti di kantor Mr. S. dan Mr. R. Seperti biasa, setiap bertemu, wanita ini selalu memelukku. Inikah rasanya pelukan seekor beruang yang kecil?<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-ClbU7hm2xiE/UYEvKRQM04I/AAAAAAAAAcQ/MRoHJy5LkX8/s1600/BeruangKecil2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Little-Bear" border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-ClbU7hm2xiE/UYEvKRQM04I/AAAAAAAAAcQ/MRoHJy5LkX8/s320/BeruangKecil2.jpg" title="Little-Bear" width="234" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aku dan Gadis Beruang Kecil di suatu pesta, oleh Felix Oey</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Sampailah 4000 orang kelompok penentang Neo-Nazi di beberapa perempatan daerah Neustadt. Aku bersama Mrs. M, Mr. S, dan Mr. R berhenti dekat perempatan Pappelstraße-Langemarckstraße. Kami bertemu kakak-beradik yang membuat beberapa foto di posting ini. Keduanya terpaksa ikut demo karena lupa bawa KTP untuk bisa masuk ke apartemen mereka di daerah Neustadt yang sudah dibarikade polisi. Kami duduk sejenak menanti kedatangan pawai Neo-Nazi.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hfp68UJz9HU/UYEvkb3mVBI/AAAAAAAAAcY/EqmOYvTvlJY/s1600/Menantimu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="demonstran-bayaran" border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-hfp68UJz9HU/UYEvkb3mVBI/AAAAAAAAAcY/EqmOYvTvlJY/s320/Menantimu.jpg" title="demonstran-bayaran" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Makan-gak-makan asal ngumpul, oleh Rafi & Ade</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Sementara itu, 3000 polisi mempersiapkan keamanan pawai NeoNazi supaya tidak bentrok dengan demonstran anti Neo-Nazi. Ada polisi dengan kamera. Ada "Sondereinheit" (special force) anti huru-hara yang biasanya berukuran besar, menggunakan body-protector bernama "Schildkröte" (kura-kura) serta membawa pentungan. Walau dengan pakaian tebal seperti itu, mereka bisa berlari cepat. Aku sudah membuktikannya ketika berlari bersama mereka, "kejarlah daku, kau kutangkap" kata Lupus.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-5NQYivEOgOM/UYEw54Eto7I/AAAAAAAAAck/pGUMzM2xhes/s1600/Polisi3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="polisi-berbaris" border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-5NQYivEOgOM/UYEw54Eto7I/AAAAAAAAAck/pGUMzM2xhes/s320/Polisi3.jpg" title="polisi-berbaris" width="214" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Polisi bersiap-siap, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Polisi juga sudah mempersiapkan barikade. Lengkap dengan panser dan kendaraan mandi gratis.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-yrHKusB7E64/UYEyOJYV0fI/AAAAAAAAAcw/EgVxOIIMqyU/s1600/KleinPanzer.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Panzer" border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-yrHKusB7E64/UYEyOJYV0fI/AAAAAAAAAcw/EgVxOIIMqyU/s320/KleinPanzer.jpg" title="Panzer" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Panser Jerman, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
OK, mandi gratis dengan water canon.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-LirCEizV6fo/UYEyc_Vn_dI/AAAAAAAAAc4/p5snfLLXTVU/s1600/Mandi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="water-canon" border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-LirCEizV6fo/UYEyc_Vn_dI/AAAAAAAAAc4/p5snfLLXTVU/s320/Mandi.jpg" title="water-canon" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Water canon, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Kira-kira gambaran perempatan tempat kami berhenti. Juga dekat dengan rumahku sekarang, seperti ini.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-fgV995yEHDg/UYEy2kxfz6I/AAAAAAAAAdA/aargzal666Y/s1600/Perempatan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="pappelstrasse-bremen" border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-fgV995yEHDg/UYEy2kxfz6I/AAAAAAAAAdA/aargzal666Y/s320/Perempatan.jpg" title="pappelstrasse-bremen" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Perempatan Pappelstraße-Langemarckstraße, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Awalnya polisi santai dengan barikade 2 lapis. Lalu datanglah demonstran. Aku masih bernyanyi bersama demonstran damai.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Zk4DTswpzLY/UYEzlGNe9wI/AAAAAAAAAdM/YL8f751Fv6Q/s1600/Barikade1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="barikade-polisi" border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-Zk4DTswpzLY/UYEzlGNe9wI/AAAAAAAAAdM/YL8f751Fv6Q/s320/Barikade1.jpg" title="barikade-polisi" width="214" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Barikade Polisi Dua Lapis, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Demonstran memenuhi jalan Pappelstraße. Polisi menambah personel dan menambah 1 lapis lagi untuk menahan demonstran.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-EHzWXDtbY20/UYEz4n5mwtI/AAAAAAAAAdU/9oRFZoUTK-o/s1600/Barikade2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="demonstran-pappelstrasse" border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-EHzWXDtbY20/UYEz4n5mwtI/AAAAAAAAAdU/9oRFZoUTK-o/s320/Barikade2.jpg" title="demonstran-pappelstrasse" width="214" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Demonstran di Pappelstraße, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Datanglah pawai Neo-Nazi. Mereka membawa bendera, poster, dan truk. Seperti biasa, mereka membawa jargon-jargon anti imigran, anti orang asing (Ausländer), anti Islam, pekerjaan untuk orang Jerman. "Ausländer raus!" (orang asing keluar Jerman).<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-7jD5Ham9YEU/UYE0i30liUI/AAAAAAAAAdc/MGAHI53WXAI/s1600/NeoNazi1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Pawai-Neo-Nazi" border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-7jD5Ham9YEU/UYE0i30liUI/AAAAAAAAAdc/MGAHI53WXAI/s320/NeoNazi1.jpg" title="Pawai-Neo-Nazi" width="214" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Neo-Nazi melewati perempatan Pappelstraße-Langemarckstraße, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Truk sewaan dilengkapi speaker mengeluarkan propaganda fasis.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-RUist3zL6gk/UYE04jN5_TI/AAAAAAAAAdk/u0VFpU8pgrI/s1600/NeoNazi2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="truk-Neo-Nazi" border="0" height="214" src="http://3.bp.blogspot.com/-RUist3zL6gk/UYE04jN5_TI/AAAAAAAAAdk/u0VFpU8pgrI/s320/NeoNazi2.jpg" title="truk-Neo-Nazi" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Truk Neo-Nazi dengan speaker, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Kelompok anti Neo-Nazi pun berdiri dan meneriakkan yel-yel anti Neo-Nazi dan fasisme. "Nasionalismus raus aus dem Kopf" (Buang ide nasionalisme dari kepalamu). "Alerta, alerta, antifascista!".<br />
<br />
Oh, ya, seperti yang dikatakan oleh Bung Karno, nasionalisme negara terjajah, berbeda dengan nasionalisme Eropa. Nasionalisme Eropa berbentuk fasisme dan berhubungan dengan penindasan bangsa lain. Nasionalisme Indonesia, sebagai negara terjajah, menurut Bung Karno, mengutip Otto Bauer (wiki:<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Otto_Bauer" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Otto_Bauer" target="_blank">de</a>), berasal dari perasaan senasib-sepenanggungan kaum tertindas untuk melawan penindasnya, sehingga pada akhirnya bisa berdiri sebagai bangsa yang sejajar.<br />
<br />
Jadi aku bersama kelompok anti fasis meneriakkan yel-yel "Nasionalismus raus aus dem Kopf". Orang Jerman memiliki trauma yang dalam akan nasionalisme model Nazi, beserta trauma Perang Dunia II yang mengikuti fasisme ini.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-czU8E-IYJ7c/UYE1nLDaQBI/AAAAAAAAAds/BpHZCRsYo0U/s1600/Yell.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="alerta-antifa" border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-czU8E-IYJ7c/UYE1nLDaQBI/AAAAAAAAAds/BpHZCRsYo0U/s320/Yell.jpg" title="alerta-antifa" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kelompok anti fasisme meneriakkan yel-yel menentang pawai Neo-Nazi, oleh Rafi & Ade</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Pawai Neo-Nazi pun berlalu dari perempatan itu. Kondisi mulai memanas. Massa Antifa mulai berlari mencari celah menembus barikade. Sebagian mencari perempatan lain. Atau taman dekat situ. Sebagian berusaha melakukan dorong-dorongan dengan polisi. Awalnya aku membentuk barikade bersama kawan untuk menekan polisi. Akan tetapi, barikade lepas setelah polisi mengarahkan pepper-spray pada barikade terdepan.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-N5BSwH7T0pA/UYE2DkOvaqI/AAAAAAAAAd0/YXW0j2zUNV4/s1600/NeoNazi3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="nazi-vorbei" border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-N5BSwH7T0pA/UYE2DkOvaqI/AAAAAAAAAd0/YXW0j2zUNV4/s320/NeoNazi3.jpg" title="nazi-vorbei" width="214" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Neo-Nazi berlalu, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Polisi anti huru-hara mulai bergerak cepat. Apalagi ketika barikade polisi lapis ketiga mulai jebol di beberapa titik.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-ojfixSjwWzY/UYE3Rvx8PjI/AAAAAAAAAeA/oqxRZ8TWf58/s1600/Polisi2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="anti-huru-hara" border="0" height="214" src="http://2.bp.blogspot.com/-ojfixSjwWzY/UYE3Rvx8PjI/AAAAAAAAAeA/oqxRZ8TWf58/s320/Polisi2.jpg" title="anti-huru-hara" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Polisi menambah penjagaan pawai, oleh Hartoyo</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Setelah berlari-lari menembus celah-celah barikade lapis ketiga, sampailah aku dan kawan-kawan di perempatan lain, Langemarckstraße-Westerstraße.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-OC7wHjYh8Kk/UYE327hW5PI/AAAAAAAAAeI/oP3wAmlWoRY/s1600/SebelumBerlari.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-OC7wHjYh8Kk/UYE327hW5PI/AAAAAAAAAeI/oP3wAmlWoRY/s320/SebelumBerlari.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar Westerstraße ketika demonstran sampai di sana, oleh Rafi & Ade</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Di sana, mobil mandi gratis sudah mengarah kepada demonstran. Mereka siap "membabtis" orang-orang dengan semburan air kecepatan tinggi.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-oSlBN9PdL5U/UYE4ShZAJRI/AAAAAAAAAeU/t3aa2h7_nGI/s1600/MandiGratis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="water-canon" border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-oSlBN9PdL5U/UYE4ShZAJRI/AAAAAAAAAeU/t3aa2h7_nGI/s320/MandiGratis.jpg" title="water-canon" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mobil mandi gratis dengan water canon, oleh Rafi & Ade</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Kondisi memanas ketika demonstran blok hitam berusaha melakukan konfrontasi fisik dengan polisi. Ada suara tembakan pertama. Suaranya kecil. Demonstran blok hitam mulai mencabuti rambu-rambu lalu lintas. Tembakan kedua, juga suaranya kecil. Ada molotov dan batu yang terlempar. Lalu ada tembakan ketiga yang suaranya lebih besar.<br />
<br />
Demonstran hitam dan yang damai tiba-tiba berlari. Ternyata polisi anti huru hara mengejar. Akupun berlari bersama kawan-kawan. Polisi ini "Sondereinheit" (satuan khusus) berbadan besar, berlari cepat, dan bawa pentungan. Aku berlari paling belakang setelah mengumpulkan kawan-kawan semua dalam satu rombongan. Salah satu Dharmaku sebagai seorang demonstran adalah melindungi anggota grup jangan sampai tertangkap. Hal ini dilatih dalam Masa Bina Cinta di <a href="http://iscabitb.blogspot.com/" target="_blank">kampus Gajah Tapa di Bandung dulu</a>.<br />
<br />
Kami berlari-lari menyusuri Sungai Weser yang indah. Melewati bawah jembatan, tapi tidak sambil nyanyi lagu "Under the Bridge". Sampailah kami dekat rel kereta api. Blok hitam masih membuat ulah. Mereka melempari polisi dan mobil polisi dengan botol dan batu.<br />
<br />
Aku bingung mengapa mereka memblokir rel kereta api dengan palet kayu dan qubitainer dari pabrik dekat rel. Oh, ya, pabrik tersebut adalah pabrik pengepakan madu, tempatku dulu bekerja. Bukankah tujuan demo adalah menentang Neo-Nazi? Bukan untuk melepas stress dengan menentang otoritas. Demonstran damai sepertiku jadi harus ikut lari-lari. Aku juga bingung kenapa aku harus lari. Akupun hanya berbaring telentang di atas rumput hijau dekat situ, menikmati hangatnya mentari dan sejuknya udara.<br />
<br />
Aku pun kembali berjumpa Gadis Beruang Kecil setelah sempat terpisah dalam kacaunya demonstrasi hari itu. Seperti biasa, ia mengajakku olahraga bareng. Akupun menyambut positif ajakannya. Kali ini, bukan olahraga lari-lari bersama polisi.<br />
<br />
Demonstran damai pun duduk bersama menikmati mentari sambil melihat demonstran blok hitam berulah. Memblokir rel kereta api dengan ban terbakar, palet kayu, qubitainer. Sial sekali mereka yang naik kereta Oldenburg-Delmenhorst-Bremen. Jalur kereta terputus. Polisi pun menaklukan demonstran blok hitam.<br />
<br />
Akhirnya Mrs. M berkata "Demo telah usai. Mari kita masak ayam bumbu bali!". Kami menyambut gembira ajakannya. Lalu kami pergi belanja dan pergi ke rumahnya untuk masak dan makan bareng. Makan gak makan asal ngumpul. Energi yang habis dipakai berlari terisi ulang oleh lemak bumbu bali dan karbohidrat nasi. Tentu saja sambil membahas acara demonstrasi sebelumnya.<br />
<br />
Bagaimanakah kondisi Westerstraße setelah aku berlari dari sana?<br />
Ternyata ulah blok hitam begitu parah. Mereka membakar banyak barang, juga mencabuti rambu-rambu lalu lintas.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-v_yFJXuRXLA/UYE6YgiBUnI/AAAAAAAAAek/vSwwgjITtUk/s1600/SesudahBerlari.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="bakar" border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-v_yFJXuRXLA/UYE6YgiBUnI/AAAAAAAAAek/vSwwgjITtUk/s320/SesudahBerlari.jpg" title="bakar" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bakar-bakaran, ulah Blok Hitam (Schwarzblock), oleh Rafi & Ade</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Oh, ya, di tempat lain, ada juga mobil Neo-Nazi yang dipukuli hingga penyok dan pecah. Serta beberapa Neo-Nazi sempat dikeroyok demonstran. Tidak ada yang mati.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Angka-angka dalam demo 30 April 2011 ini adalah sebagai berikut<br />
<br />
<ul>
<li>188 Neo-Nazis berpawai</li>
<li>4000 orang dari berbagai organisasi dan paguyuban menentang Neo-Nazi</li>
<li>3000 polisi, yang bukan hanya dari Bremen</li>
<li>1,2 juta EUR biaya menjaga pawai Neo-Nazi ini</li>
</ul>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Dua tahun berlalu. Aku tinggal di daerah Neustadt, tempat aku pernah berpartisipasi dalam demo tersebut. Aku belum bertemu Gadis Beruang Kecil. Hanya pesan teks saja yang menghubungkan kami berdua. Siapa tahu kami berenang bersama di kolam renang di daerah ini.<br />
<br />
Bremen, 1 Mei 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-72756828466381966882013-04-01T15:15:00.002+02:002013-04-01T15:15:45.628+02:00Undangan pertemuan kaum muda Bremen 13 April 2013Kepada Kaum Muda-mudi Bremen yang tercinta,<br />
<br />
Bersama ini, aku sampaikan pertemuan kaum muda-mudi Bremen yang akan diadakan<br />
di Wisma Sapto Condro<br />
Moselstr. nomor sekian-sekian (akan diberitahu via japri)<br />
Hari Sabtu, 13 April 2013<br />
pukul 17:00-20:00<br />
Tema acara "Bangun Pemudi Pemuda. Singsingkan lengan bajumu."<br />
Tujuan acara adalah membantu Condro pindah rumah. Tepatnya memindahkan barang dari truk ke dalam apartemen Condro. Yang kuat membantu mengangkat kardus, yang lemah membantu menghibur dengan bernyanyi atau bercerita.<br />
Halte terdekat adalah Pappelstrasse, yang dilalui trem 1 (dan 8), serta bus 26 atau 27.<br />
<br />
<br />
Acara akan dilanjutkan dengan ramah tamah di warung makan Sea Moon.<br />
Tema ramah tamah "Yang muda yang bercinta"<br />
<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Bremen bersatu, tak bisa dikalahkan! <a href="http://t.co/QTnbIV07Tl" title="http://plurk.com/p/ie0llq">plurk.com/p/ie0llq</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/318709175012184065">April 1, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<br />
Bremen, 1 April 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
<br />
P.S. Ini serius, bukan April Mopiscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-55987180336541289512013-03-31T23:27:00.000+02:002013-03-31T23:33:44.303+02:00Obrolan aneh di hari PaskahDi hari Paskah ini, aku datang ke suatu undangan. Aku merasa kali ini aku sebaiknya datang ke acara ini. Aku memiliki firasat bahwa aku akan bertemu banyak orang yang dekat di hatiku. Ternyata benar, ada senior jurusan otomasi, yang bercerita indahnya dunia engineering di Italia. Seseorang yang jarang kutemui. Ada pula, junior jurusan otomasi, yang bercerita cerianya bekerja dan bekeluarga di suatu kampung di Niedersachsen.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Selain itu, menu nasi kuning, rendang, dan kolak, betul-betul menghibur diriku yang baru sibuk urusan mengepak barang untuk pindahan. Oh, ya, dalam dua minggu, barangku akan berpindah dari Nürnberg ke Bremen. Lalu urusan berikutnya adalah sekolah mengemudi. Memiliki SIM Jerman bisa membuat pindahan jauh lebih murah. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Seusai kegembiraan pertemuan ini, ada suatu hal yang menyebalkan. Orang Indonesia memiliki masalah dalam menghormati privasi orang. Di saat aku masih stress dengan urusan kepindahanku ke Bremen, masih ada orang yang sok tahu mengurus pilihan hidupku mengenai jodoh. Betul-betul cara tidak sopan menyambut orang yang baru datang ke suatu kota.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Baru kali ini, aku merasa kesal dengan obrolan seperti ini. Aku diatur bagaimana aku harus mencari jodoh. Kapan aku harus mencari jodoh. Bagaimana aku harus membawa jodoh. Aku tidak menyangka kalau jawabanku bahwa aku masih mengurus kepindahanku ke Bremen, tidak cukup menjawab pertanyaan mereka kenapa aku tidak mencari jodoh saat ini. Bapak-Ibuku dan keluargaku yang lainnya bahkan tak pernah mengatur diriku seperti ini. Sedangkan ini, orang yang sama sekali tak dekat di hatiku, bisa sok mengatur jalan hidupku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untung aku lelaki. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku perempuan. Bagaimana peer group menodongkan pertanyaan yang tak berhenti. Jawaban apapun takkan memuaskan mereka. Setiap jawabanku dibantah dengan kata-kata yang sok mengatur bagaimana seorang mencari jodoh. Mereka hanya ingin membakar pantat orang yang ditodong pertanyaan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku teringat seorang perempuan. Dia menangis usai suatu pertemuan orang Indonesia. Pada pertemuan itu, ia ditodong berbagai pertanyaan seputar pilihan hidupnya. Cecaran pertanyaan memang bisa melelahkan. Kali ini, aku yang jadi target interogasi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kini kusadari kenapa beberapa orang Indonesia di Bremen dalam menerima undangan akan bertanya "Siapa aja yang diundang?", "Siapa aja yang datang?", dll. Mereka tidak mau bertemu orang tertentu. Mereka harus pasang kuda-kuda dan siap mental kalau sampai bertemu orang yang ini atau orang yang itu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku pun bersyukur karena aku bisa belajar mengenai pribadi manusia. Kali ini, aku harus berhati-hati dalam memilih lokasi tempat duduk dan ada siapa dalam ruangan. Aku harus menghindari orang tertentu sebelum dia mulai obrolan skak mat. Atau lebih baik, aku lebih banyak bertemu mahasiswa yang bisa mengobrol tema pendidikan, politik, film, dll daripada bertemu orang-orang yang mengobrol topik dunia perjodohan melulu.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Cara berlatih debat ialah jadi jomblo sendirian di tengah pertemuan orang Indonesia. <a href="https://twitter.com/search/%23fb">#fb</a> <a href="https://twitter.com/search/%23TodayLesson">#TodayLesson</a> <a href="http://t.co/NkN0E86Ebe" title="http://plurk.com/p/idvq8r">plurk.com/p/idvq8r</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/318412955114934272">March 31, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bremen, 31 Maret 2013</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a></div>
<div>
<br /></div>
iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-71516404510253414262013-03-28T00:41:00.000+01:002013-03-28T00:41:14.119+01:00Paska stressMinggu lalu, aku menghadapi beberapa hal yang membuatku stress.<br />
<br />
<b>Pertama</b>, internet dan telpon via DSL tidak jalan. Dari 28 Februari hingga pertengahan Maret, aku bolak-balik ke Kundencenter (customer service) perusahaan telekomunikasi terbesar di Jerman. Customer service yang tidak mengerti produk yang dijual dan cuma mengandalkan layar monitor. Selain itu, telpon hotline menggunakan software speech processing yang hanya cocok untuk mereka berbahasa-ibu Jerman (deutsche Muttersprache/ german mother language).<br />
<br />
Akhirnya, kutahu bagaimana mengurus masalah ini via website. Aku bisa memasukkan keluhanku via website, ditambah beberapa ancaman (hehehe). Setelah tiga minggu, yaitu 19 Maret, aku bisa menggunakan DSL ini untuk internet (dan telpon). Itu pun dengan kerja keras mencari di mana kabel telpon dan kotak utama di rumah. Akibat urusan ini, aku tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaanku dan insomnia (sampai sekarang).<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" data-cards="hidden">
Wajah bahagia karena ingin mencuci pakaian. [pic] — <a href="http://t.co/szejF5vNvB" title="http://path.com/p/CxqNy">path.com/p/CxqNy</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/312637487224877056">March 15, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<b>Kedua</b>, aku pergi mencuci dengan gembira di suatu malam, sepulang kerja. Wajah ceriaku sebelum mencuci bisa dilihat di <a href="http://iscab.tumblr.com/post/45432961879/wajah-bahagia-karena-ingin-mencuci-pakaian-view" target="_blank">blogku yang berbahagia</a>. Di sana, terlihat pula <a href="http://iscab.tumblr.com/post/45435844431/kisah-seorang-jomblo-di-malam-sabtu-pergi-mencuci" target="_blank">seorang jomblo di malam Sabtu</a>, pergi mencuci untuk perdamaian dunia. Washing for World Peace, euy!<br />
<br />
Akan tetapi kebahagiaan ini tak bertahan lama. Akibat ketidaktahuan akan jadwal washing center, bencana pun tiba pada diriku ini. Di tempat mencuci tersebut, tidak tertulis jadwal. Aku keluar sebentar untuk secangkir coklat hangat, ternyata pintu otomatis mengunci pada jam tertentu. Ketika aku berbalik, pintu tertutup erat dan terkunci rapat.<br />
<br />
Satu lagi yang brengsek, informasi nomor telpon yang harus dihubungi terletak di dalam washing center bukan di pintu atau di luar tempat itu. Terpaksa, keesokan harinya, aku harus mengambil pakaianku yang tertinggal di sana. Lumayan, aku belajar bahwa washing center ini tutup jam 22.00 dan nomor telpon pemiliknya sudah kucatat.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" data-cards="hidden">
Kisah seorang jomblo di malam Sabtu pergi mencuci pakaian yang tertumpuk 2 minggu. [pic] — <a href="http://t.co/D1Zf5mQOfW" title="http://path.com/p/2A0qvq">path.com/p/2A0qvq</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/312648932503195648">March 15, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<b>Ketiga</b>, aku masih mengurus kepindahan dari Nürnberg ke Bremen. Urusan telpon di atas membuat waktu dan pikiran terkuras. Ketika aku tidak bisa pergi ke Nürnberg akibat kepala pening, aku mencuci pakaian untuk perdamaian. Ternyata bukan kedamaian yang kudapat, melainkan tambahan stress dan gangguan jam tidur.<br />
<br />
Minggu lalu, kudapat telpon dari pemilik rumah kalau akan ada calon penyewa yang ingin melihat apartemen di Nürnberg. Akupun segera pergi ke Nürnberg, membereskan tembok yang bolong dan membereskan beberapa hal. Calon penyewa positif mengambil apartemen tersebut. Untungnya, dia pengusaha tranporter. Jadinya aku bisa menyewa jasanya untuk pindahan. Aku juga mendapat jadwal untuk pindahan.<br />
<br />
Urusan pindahan ini lumayan membuat ketenangan Paskah diriku terganggu. Aku juga harus mengatur janji mana yang harus kutepati dan kubatalkan di Bremen. Nampaknya, aku harus merayakan Paskah di Nürnberg.<br />
<br />
<b>Keempat</b>, aku salah mengklik tautan di internet. Ini akibat rasa ingin tahuku, tentang apa hubungan hacktivist Anonymous dan suatu kampung bernama Steubenville, di Ohio, USA (Amerika Serikat). Akibat klik ini, tiba-tiba aku menginvestigasi banyak forum, blog, berita, dll yang tentu saja menambah klik jemariku untuk hal di luar pekerjaan utamaku.<br />
<br />
Tentang kampung ini, aku akan menceritakan di posting blog berikutnya. Yang jelas kampung ini betul-betul ramai di media berbahasa Inggris: USA, UK, dan Kanada (serta mungkin Australia?). Mengikuti berita ini bisa membuat stress mereka yang bermimpi tentang dunia yang penuh keadilan dan kesetaraan. Perjuangan masih panjang.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Steubenville, Ohio. <a href="https://twitter.com/search/%23fb">#fb</a> <a href="http://t.co/p0IKI8NJx3" title="http://plurk.com/p/ibp8a9">plurk.com/p/ibp8a9</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/314040065238126592">March 19, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Akibat sistem otomatisasi hotline yang menyebalkan, juga kegagalan sistem otomatis pemindahan saluran DSL dari Nürnberg ke Bremen, dan ditambah terkunci oleh pintu otomatis, aku jadi benci dengan otomatisasi dan hal-hal yang serba otomatis. Namun kusadari kalau aku lulusan <a href="http://www.mci.uni-bremen.de/" target="_blank">Automation Engineering</a>, jadi membenci otomatisasi itu sama saja menyangkal diriku sendiri. Kemudian, kutumpahkan semua kekesalanku yang otomatis dalam tulisan "<a href="http://iscab.wordpress.com/2013/03/16/otomatiscab/" target="_blank">Otomatiscab</a>".<br />
<br />
Aku bersyukur kepada Tuhan, karena aku dapat belajar banyak dari ketegangan ini. Aku juga merasakan bahwa yang membuatku tetap merasa hidup adalah rasa ingin tahuku. Rasa penasaran inilah yang membimbingku dalam Dharmaku sebagai engineer (juga sebagai blogger investigatif, hehehe). Namun kini, aku harus berjuang melawan insomnia. Perjuangan masih panjang, tapi kupercaya bahwa hari kemenangan akan segera tiba.<br />
<br />
<br />
Bremen, 28 Maret 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-85999325487949176112013-03-02T21:24:00.001+01:002013-03-02T21:24:05.879+01:00Surat Byar Pet dari perusahaan listrikHari ini, kuterima surat yang bukan <a href="http://cintascondro.blogspot.com/2012/02/surat-cinta.html" target="_blank">surat cinta</a>. Jadi surat ini bukanlah lukisan luka di hati Hedi Yunus yang jangan kuhempas bila tak ingin kusentuh.<div>
<br /></div>
<div>
Surat ini adalah surat dari perusahaan (distribusi) listrik lokal di Bremen, yaitu <a href="http://swb-gruppe.de/" target="_blank">SWB</a>. Pada surat tersebut, terdapat informasi bahwa akan diadakan perbaikan jaringan listrik di daerahku. Kegiatan ini akan diadakan antara 15 Maret dan 1 Juli 2013. Pada masa tersebut, akan ada pemadaman bergilir maupun serentak satu jalan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Seumur hidup <a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">di Bayern</a>, baik 3 bulan sebelah kandang sapi di suatu kampung maupun 1 tahun 4 bulan di ghetto kota metropolitan, belum pernah kurasakan mati lampu. Hanya di Bremen, kurasakan mati lampu dua kali dalam 5 tahun, sebelum kuterima surat ini. Oh, ya, jangan tanya berapa kali mati lampu di (Kabupaten) Bandung. Karena <a href="http://iscab.wordpress.com/2012/05/17/mati-lampu/" target="_blank">mati lampu</a> di Indonesia terlalu indah, sehingga menginspirasi musisi untuk bikin lagu: "<a href="http://iscab.blogspot.com/2012/05/mati-lampu.html" target="_blank">DJ Tolong Matiin Lampunya Dong</a>".</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk mengenang masa-masa mati lampu zaman dahulu dan menikmati pemasangan smart meter dan smart grid di daerahku, lagu "mati lampu" akan kucoba ku-embed. Semoga ifttt dan wordpress memungkinkan. Jika tidak, klik aja tautan di atas.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
http://www.youtube.com/watch?v=eZrb-IusdJI</div>
<div>
<br /></div>
<div>
http://twitter.com/saptocondro/status/307930787246923776</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bremen, 2 Maret 2013</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a></div>
<div>
P.S. Ini uji coba IFTTT lagi.</div>
iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-66006796489166022702013-01-03T00:46:00.000+01:002013-01-03T00:47:00.231+01:00Urusan pajak di Jerman<div class='posterous_autopost'><p>Awal tahun 2013 ini, kumulai belajar mengenai urusan pajak penghasilan. Ada beberapa informasi yang kudapatkan.</p> <p>Dari petunjuk kawan:</p> <ul> <li>Petuah Dewangga, <a href="http://sibukers.blogspot.com/2011/09/how-to-get-your-income-tax-back.html" title="Einkommensteuerausgleich" target="_blank">How to get income tax back</a> (Einkommensteuerausgleich)</li> <li>Cerita Steve Tirtha, <a href="http://studijerman.wordpress.com/2012/02/01/laporan-pajak-pemasukan-di-jerman/" title="Laporan pajak pemasukan di Jerman" target="_blank">Laporan pajak pemasukan di Jerman</a>.</li> </ul> <p>Dari kedua kisah di atas, kudapatkan petunjuk resmi melaporkan (pajak) penghasilan di Jerman, yaitu</p> <ul> <li><a href="http://www.elster.de" title="Elster" target="_self">Elster</a>, pelaporan pajak secara elektronik (elektronische Steuererklärung)</li> <li>Formular-Management-System (FMS) der Bundesfinanzverwaltung: <a href="http://www.formulare-bfinv.de" title="Formulare bfinv" target="_blank">formulare-bfinv</a>, tempat mengunduh formulir</li> <li>Finanzamt terdekat, lalu tanya-tanya dan minta formulir</li> </ul> <p>OK, setelah kubaca, aku pusing. Mungkin akhir pekan ini, aku baca-baca websitenya lalu menyerah dalam keluguan. Setelah itu, datang langsung ke Finanzamt terdekat untuk tanya-tanya secara personal.</p> <p>Selain itu, aku juga bingung, kenapa tidak ada laporan pengeluaran. Aku ingin melaporkan pajak tahun 2012 dan 2011. Ada pemasukan dan juga pengeluaran. Aku mengeluarkan uang untuk laptop dan pindah rumah, yang kemungkinan bisa berpengaruh dalam pengembalian pajak. Namun formulir yang nampak hanya formulir pemasukan.</p> <p>Setelah menyelesaikan urusan pajak ini, akan kuceritakan di posting blog berikutnya.</p> <p>Bremen, 3 Januari 2013</p> <p><a href="http://iscabremen.blogspot.com" title="iscab di bremen" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com" title="Sapto Condro auf Deutsch" target="_blank">saptocondro</a> </p></div>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-70620188057536796782012-12-05T21:01:00.001+01:002012-12-05T21:01:30.580+01:00Legenda Bremen dan buku panduan studi ke Jerman<div class='posterous_autopost'><p>Kota <a href="http://bremen.de" title="Bremen" target="_blank">Bremen</a>, dengan anginnya yang dingin menyegarkan, memiliki banyak cerita yang selalu mengalir dalam kehangatan orang-orang Indonesia yang makan tidak makan asal berkumpul. Sebagian dari mereka menjadi <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2010/03/makan-makan-bareng-mba-rina-dan-legenda.html" title="iscab di bremen euy" target="_blank">legenda</a>, bukan karena studinya, melainkan karena mereka memiliki sesuatu yang dibagikan kepada segenap manusia.</p> <p>Terkadang mereka tidak menjadi kepala suatu organisasi. Namun mereka memilih menjadi jantung alias "the heart of organisation". Mereka mengisi segenap suka duka manusia-manusia Indonesia di Bremen. Itulah yang membuat mereka menjadi <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2010/03/makan-makan-bareng-mba-rina-dan-legenda.html" title="Legenda di Bremen" target="_blank">legenda di Bremen</a>.</p> <p>Kali ini, aku akan bercerita mengenai dua orang yang pernah menamatkan studinya di Bremen, yaitu Abe Susanto dan berikutnya Okta Nofri. Yang pertama adalah legenda Bremen yang belum pernah kutemui. Yang terakhir adalah seorang kawan seangkatan penerima beasiswa <a href="http://www.daad.de" title="DAAD" target="_blank">DAAD</a>. Kesamaan keduanya adalah menulis buku tentang studi ke Jerman.</p> <p>Abe Susanto (<a href="http://id.linkedin.com/pub/abe-susanto/45/926/39a" title="Abe Susanto LinkedIn" target="_blank">li</a>,<a href="http://facebook.com/abe.susanto.9" title="Abe Susanto Facebook" target="_blank">fb</a>,<a href="http://twitter.com/abesusanto08" title="Abe Susanto Twitter" target="_blank">tw</a>) menerima beasiswa DAAD untuk mengikuti program doktoral di <a href="http://www.uni-bremen.de" title="Uni Bremen" target="_blank">Universität Bremen</a>. Bidang penelitiannya adalah rumput laut (<a href="http://rumputlaut.org" title="Rumput laut" target="_blank">http://rumputlaut.org</a>). Dia mengajar di <a href="http://www.undip.ac.id" title="Undip" target="_blank">Universitas Diponegoro</a> Semarang. Di Bremen, dia dikenal oleh banyak orang Indonesia dari berbagai kegiatan dan perkumpulan. Ada yang bilang kalau dia "Pak RT-nya Bremen". Aku tak pernah bertemu</p> <p>Bersama dengan I Made Wiryana dan Adang Suhendra, Abe Susanto mengarang buku <em>Orang lugu sekolah di Jerman</em>. Buku ini membantuku dalam memperjuangkan <a href="http://iscabeasiswa.blogspot.com" title="berjuang untuk beasiswa" target="_blank">beasiswa</a> hingga bisa kuliah di Bremen. Buku tersebut bisa dibeli di toko buku, seperti dulu kubeli di Gramedia. Kalau senang dengan yang gratis, buku tersebut bisa diperoleh di kambing UI dalam bentuk pdf: <a href="http://kambing.ui.ac.id/bebas/v01/DLL/Documents/etc/Sekolah-di-Jerman.pdf" title="Orang Lugu Sekolah di Jerman" target="_blank">Sekolah di Jerman</a>. Resensinya bisa dilihat di <a href="http://books.google.com/books/about/Orang_lugu_sekolah_di_Jerman.html?id=vH3FMgAACAAJ" title="Orang Lugu Sekolah di Jerman" target="_blank">Google Books</a>.</p> <p>Okta Nofri (<a href="http://de.linkedin.com/pub/okta-nofri/5/743/b95" title="Okta Nofri LinkedIn" target="_blank">li</a>) mengikuti program doktoral di <a href="http://www.jacobs-university.de/" title="Jacobs University of Bremen" target="_blank">Jacobs University of Bremen</a>. Bidang penelitiannya adalah ekonomi. Berbarengan denganku, dia menerima beasiswa DAAD, sehingga kami kadang pergi bersama mengikuti seminar gratis yang diadakan oleh DAAD. Di Bremen, dia senang berkumpul di Pengajian Bremen dan pada rapat-rapat penting PPI Bremen.</p> <p>Ada selentingan kabar di tahun 2008, kalau Okta Nofri mengarang buku: <em>Panduan Studi di Jerman for SmartStreet Student</em>. Aku belum membaca buku tersebut jadi tidak bisa berkomentar banyak di posting blog kali ini. Silahkan cari bukunya di <a href="http://smartbook.wordpress.com/2008/03/02/panduan-studi-di-jerman/" title="Smart Book" target="_blank">tautan yang diberikan</a> oleh SmartStreet.</p> <p>Selain kedua orang tersebut, ada satu orang Indonesia di Bremen yang senang mengarang buku di Indonesia. Namanya adalah <a href="http://facebook.com/4ndipramono" title="Andi Pramono Facebook" target="_blank">Mas Nganu</a>. Buku-buku karangannya tentang IT dan arsitektur. Dia sempat menceritakan keinginannya tentang menulis buku mengenai kuliah di Jerman. Tapi aku belum menemukan buku tersebut. Kudoakan semoga pengalamannya menjadi mahasiswa <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Erasmus_Programme" title="Erasmus" target="_blank">Erasmus</a> bisa tertuang di buku.</p> <p>Sebetulnya ada lagi orang Indonesia di Bremen yang lagi membuat novel. Tapi sepertinya perjalanannya (atau mereka) masih panjang. Pesanku hanya satu, kalau mau bikin buku, segeralah menyelesaikan, jangan ditunda-tunda.</p> <p>Nürnberg, 5 Desember 2012</p> <p><a href="http://iscabremen.blogspot.com" title="iscab di bremen euy" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com" title="saptocondro in science" target="_blank">saptocondro</a></p> <p>P.S. Jadi pengen bikin buku juga.</p></div>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-15887479400870047302012-09-01T15:01:00.001+02:002012-09-01T15:01:32.458+02:00Warum?<div class='posterous_autopost'><p>What an Indonesian hears when a German ask "Warum?":<br />"Vaghghum?"</p> <p>What a German hears when an Indonesian ask "Warum?":<br />"Uaarrrrrum?"</p> <p>Nürnberg, 1 Septermber 2012</p> <p><a href="http://iscabremen.blogspot.com" title="bremen euy" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com" title="ignatius sapto condro" target="_blank">saptocondro</a> </p></div>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-2193702073446831032012-05-26T14:27:00.001+02:002012-05-26T14:27:45.472+02:00Kuliah di Bremen<div class='posterous_autopost'><p>Jaman dahulu, aku kuliah di Bremen. Di sini ada Bremens Brise atau Bremen's breeze, yang artinya angin sepoi-sepoi Bremen. Tingkat sepoi-sepoinya betul-betul sesuai dengan kenyamanan mesin pembangkit listrik, bukan kenyamanan manusia yang mudah masuk angin.</p> <p>Seperti di kota-kota Jerman Utara lainnya, orang sini tidak menggemari payung. Pepatah "sedia payung sebelum hujan" tidak berlaku di sini. Jas hujan lebih berguna daripada payung 5 euro yang tak bakal berbentuk lagi kalau terkena angin dari Laut Utara. </p> <p>Di negara bagian <a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Freie_Hansestadt_Bremen" title="Freie Hansestadt Bremen" target="_blank">Bremen</a>, terdapat dua kota: <a href="http://www.bremen.de" title="Bremen" target="_blank">Bremen</a> dan <a href="http://www.bremerhaven.de" title="bremerhaven" target="_blank">Bremerhaven</a>. Orang yang senang dengan hujan dan angin, cocok tinggal di Bremerhaven. Orang yang senang naik sepeda di jalan yang relatif datar-datar saja cocok tinggal di kedua kota tersebut. Rem sepeda tidak terlalu dibutuhkan di kota Bremen, berdasarkan pengalamanku yang selalu punya sepeda murahan tanpa rem yang jelas.</p> <p>Sungai Weser melalui kota Bremen hingga Bremerhaven di Laut Utara. Pelaut-pelaut hanseatik jaman dahulu melalui sungai ini dengan Hansa Cog ketika mereka berlabuh di Bremen. Dengan kapal yang lebih besar dari Hansa Kogge, mereka membawa tembakau dari seluruh dunia untuk diperdagangkan di Tabak Börse (bursa tembakau Eropa) di Bremen.</p> <p>Di Bremen dan Bremerhaven ada mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang membentuk PPI Bremen dan KKOB. PPI Bremen itu singkatan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia di Bremen, bagian dari PPI Jerman. KKOB itu Kita-kita Orang Bremen, yang kerjaannya ngumpul buat masak-masak, makan-makan, nonton film, dan membantu menghabiskan makanan kalau ada kegiatan orang Indonesia di Bremen. Semboyan KKOB adalah "Hajar dan Habisi!" (kalau ketemu makanan).</p> <p>Universitas apa saja yang ada di Bremen-Bremerhaven?</p> <ul> <li>Universität Bremen (<a href="http://www.uni-bremen.de" title="uni bremen" target="_blank">uni</a>), kampusku dulu tempat aku kuliah sastra</li> <li>Hochschule Bremen (<a href="http://www.hs-bremen.de" title="HS Bremen" target="_blank">HS</a>)</li> <li>Hochschule Bremerhaven (<a href="http://www.hs-bremerhaven.de" title="HS Bremerhaven" target="_blank">HS</a>)</li> <li>Hochschule für Künste Bremen (<a href="http://www.hfk-bremen.de/" title="Hochschule für Künste Bremen" target="_blank">HfK</a>)</li> <li>Hochschule für Öffentliche Verwaltung Bremen (<a href="http://www.hfoev.bremen.de/" title="HfÖV Bremen" target="_blank">HfÖV</a>)</li> <li>Hochschule für Internationale Wirtschaft und Logistik (<a href="http://www.bvl-campus.de/hiwl" title="HIWL Bremen" target="_blank">HIWL</a>), kaga gratis</li> <li>Jacobs University Bremen (<a href="http://www.jacobs-university.de/" title="Jacobs University Bremen" target="_blank">Jacobs</a>), universitas swasta, kuliah Bachelor dan Master di sini kaga gratis, ada uang kuliah 10000 euro per semester.</li> </ul> <p>Kampusnya kaga sebanyak kampus di kota Bandung, apalagi Jakarta. Tapi aliran dana penelitiannya kencang. Uni Bremen selalu masuk 5 besar dalam menyerap dana penelitian dari Pemerintah Jerman.</p> <p>Kuliah di perguruan tinggi negeri di sini tidak dipungut uang kuliah 500 euro (tuition) kalau belum lewat batas 7 tahun kuliah dan kalau kamu putra daerah (Landeskinder). Putra daerah maksudnya orang yang tinggal dan terdaftar (angemeldet) di Bremen. Jadi kalau mau kuliah gratis, jangan tinggal melewati perbatasan kota Bremen atau Bremerhaven. Jangan terima apartemen di Delmenhorst karena itu udah negara bagian Niedersachsen (Lower Saxony), sudah bukan Freie Hansestadt Bremen.</p> <p>Walau tidak ada uang kuliah, tapi tiap semester ada biaya sekitar 200 euro untuk status mahasiswa, administrasi, perpustakaan, fasilitas olahraga murah, dan yang paling penting buat jalan-jalan: Semesterticket. Dengan tiket ini, mahasiswa-mahasiswi Bremen bisa "studi banding" ke Hannover, Hamburg, Osnabrück, Cuxhaven, Emden, dll.</p> <p>Orang Indonesia jaman Orde Soeharto senang mengambil jurusan teknik, kelautan, dan ilmu alam di Bremen. Kalau mengambil jurusan ekonomi, politik, dan sosial, bisa dicurigai sebagai komunis karena Uni Bremen adalah kampus kiri (Linke). Tapi jaman sekarang beda. Orang Indonesia kini banyak mengambil International Studies of Global Management (<a href="http://www.hs-bremen.de/internet/de/studium/stg/isgm/" title="ISGM HS Bremen" target="_blank">ISGM</a>) di HS Bremen, supaya bisa ikut pertukaran pelajar ke Jogja atau Bandung.</p> <p>Kalau ingin kuliah di 4 kampus sekaligus di Bremen, bisa memilih jurusan Digital Media, baik bachelor maupun master. Jurusan ini kerja sama kampus Uni Bremen, HS Bremen, HS Bremerhaven, dan HfK Bremen. Kalau ingin meneliti laut di Indonesia bisa mengambil S3 di Uni Bremen dan berkantor di Leibniz-Zentrum für Marine Tropenökologie (<a href="http://www.zmt-bremen.de/" title="ZMT Bremen" target="_blank">ZMT</a>) kalau suka sosio-ekologi tropis atau Max Planck Institute (<a href="http://www.mpi-bremen.de/" title="MPI Bremen" target="_blank">MPI</a>) kalau suka mikrobiologi laut. Bisa dimulai dari jurusan master International Studies in Aquatic Tropical Ecology (<a href="http://www.isatec.uni-bremen.de/" title="Isatec" target="_blank">ISATEC</a>), yang di atas 90% mahasiswanya didanai oleh <a href="http://www.daad.de" title="DAAD" target="_blank">DAAD</a>.</p> <p>Apa kegiatan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Bremen?</p> <ul> <li><a href="http://www.facebook.com/groups/48659594814" title="PPI Bremen" target="_blank">PPI Bremen</a>, yang kegiatan utamanya makan-makan dan olahraga bareng kalau cuaca mendukung. Setelah olahraga bareng, ada makan-makan.</li> <li>Pengajian Bremen, yang tidak dipengaruhi oleh partai politik atau aliran tertentu, berbeda dengan beberapa kota lain di Jerman.</li> <li>KMKI Bremen, baru dibentuk oleh <a href="http://facebook.com/Christoper07" title="Pram Christopher Dewangga" target="_blank">Dewangga</a> dan <a href="http://facebook.com/sinpauliana.agustin" title="Pau Pau" target="_blank">Pau Pau</a>.</li> <li><a href="http://www.facebook.com/groups/38258750414" title="Perki Bremen" target="_blank">Perki Bremen</a>, yang mengadakan kebaktian setiap minggu III dan pendalaman kitab suci tiap minggu I tiap bulan</li> <li>Gracioso Chamber Choir, buat yang suka paduan suara. Dilatih oleh <a href="http://facebook.com/robin.pangaribuan" title="Robin Pangaribuan" target="_blank">Robin</a> yang murah senyum dan penuh dedikasi.</li> <li>Gamelan, ada dua klub tempat belajar gamelan </li> <li>Temu Tantuni, bertemu di warung Tantuni untuk makan Dürüm.</li> <li>Temu Hauptbahnhof, bertemu di stasiun, biasanya ini kegiatan insidental dalam rangka ganti angkot atau janjian sama teman.</li> <li>Temu Vina, bertemu di Vina Store, toko Asia tempa beli beras Asia Tenggara, indomie, dan bumbu-bumbu favorit orang Indonesia. Ini juga biasanya kebetulan.</li> <li>KKOB (Kita-kita Orang Bremen), ini perkumpulan misterius di Bremen. Tokoh utamanya para dukun pemegang pusaka. Semakin sakti seorang dukun, semakin kuat hidungnya dalam mengendus informasi acara makan-makan.</li> <li>Pergi ke danau universitas (Uni See) dan bergabung telanjang dengan kaum nudis di FKK Strand. OK, yang ini, tidak dilakukan oleh kebanyakan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Bremen. Biasanya kita cuma bakar-bakar (Grillen), bermusik, main bola santai, atau main kartu di pantai danau ini.</li> </ul> <p>Nürnberg, 26 Mei 2012</p> <p><a href="http://iscabremen.blogspot.com" title="iscab di bremen" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://iscab.wordpress.com" title="iscab.saptocondro" target="_blank">saptocondro</a></p></div>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-21904785008848434652012-02-25T17:42:00.001+01:002012-02-25T17:42:54.227+01:00Biaya hidup seorang dukun di Bremen<div class='posterous_autopost'><p>Selain tentang <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2012/02/biaya-hidupku-di-bremen-tahun-2011.html" title="biaya hidup Bremen 2011" target="_blank">biaya hidupku</a> tahun 2011 di Bremen, aku ingin menulis tentang biaya hidup seorang dukun di Bremen. Baca tulisan sampai bawah kalau ingin tahu dukun ini lebih lanjut.</p> <p>***</p> <p><strong>Biaya bulanan</strong></p> <ol> <li>Bayar kos = 70 EUR</li> <li>Asuransi kesehatan privat = 40 EUR</li> <li>Makan di rumah = 45 EUR</li> <li>Telpon = 5 EUR</li> <li>Kebersihan = 5 EUR</li> </ol> <p>TOTAL bulanan = 165 EUR</p> <p>***</p> <p><strong>Biaya Semester</strong></p> <ol> <li>Semesterticket = 190 EUR</li> <li>Pakaian = 5 EUR</li> </ol> <p>Biaya semester dibagi 6 = 32,5 EUR</p> <p>Jadi tiap bulan dia butuh 197,5 EUR.</p> <p>Ditambah biaya darurat 25% (49,38 EUR) menjadi 246,88 EUR per bulan.</p> <p>***</p> <p>Biaya di atas hanyalah ramalan alias prediksi dari dukun lain di <a href="http://www.bremen.de" title="bremen" target="_blank">Bremen</a> yang pindah ke <a href="http://www.nuernberg.de" title="Nürnberg" target="_blank">Nürnberg</a>. Penjelasannya sebagai berikut.</p> <ol> <li>Dukun ini tinggal di Kuburan 24. Kos di sana <strong>khusus</strong> buat dukun ini murah. Selain itu, dia tinggal bersama (Wohnungsgemeinschaft/WG/apartment sharing) dengan banyak kawan, sehingga biaya makan di rumah bisa ditekan.</li> <li>Asuransi kesehatan privat juga sebetulnya tak lebih dari 40 EUR.</li> <li>Dukun ini jarang nelpon, nampaknya juga takkan sampai 5 EUR per bulan.</li> <li>Dukun ini jarang bersihin rumah/kamar, hehehe. Nampaknya biaya kebersihan hanya dipakai untuk beli sabun mandi, pasta gigi, dan shampoo.</li> <li>Semesterticket Uni Bremen dibeli dukun ini supaya bisa naik angkot sampai Hamburg dan Hannover.</li> <li>Tidak diketahui berapa besar anggaran dukun ini untuk beli pakaian tiap semester atau tiap tahun. Dukun ini biasanya senang sekali dengan baju pemberian orang. Anggap saja 5 EUR per semester.</li> <li>Sekarang aku tahu kenapa kiriman 200 EUR per bulan cukup untuk menghidupi dukun ini.</li> </ol> <p>***</p> <p>Dukun ini disebutkan dalam kisahku di Bremen ketika makan-makan bersama Mba Rina dan <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2010/03/makan-makan-bareng-mba-rina-dan-legenda.html" title="legenda Bremen" target="_blank">legenda Bremen</a>. Tempat tinggal dukun kuncen ini, yaitu Kuburan 24, pernah kuceritakan ketika <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2011/12/meninggalkan-bremen.html" title="meninggalkan Bremen" target="_blank">meninggalkan</a> Bremen. Dukun ini sangat sakti. Dia pernah kuliah di <a href="http://iscabitb.blogspot.com/" title="gajah tapa" target="_blank">kampus Gajah Tapa</a> di Bandung. Seperti logo kampus perguruan tinggi negeri di Bandung tersebut yang duduk di atas buku, dukun ini pernah tidur di atas puluhan buku yang dipinjam dari <a href="http://www.uni-bremen.de" title="uni bremen" target="_blank">Uni Bremen</a> dan <a href="http://www.hs-bremen.de/" title="hs bremen" target="_blank">HS Bremen</a>.</p> <p>Cerita ini kudapat dari teman kosnya di Kuburan 24. Puluhan buku ditumpuk rapi, lalu di atasnya ditumpuk pakaian-pakaian kemudian sprei. Tidurlah dukun ini dengan tenang di atas buku-buku tersebut.</p> <p>Ketika dukun kuncen ini pergi dari Bremen dan terbang ke Indonesia untuk selamanya, kosmologi Bremen berubah drastis. Kemudian gunung Eyjafjallajökull meletus di Islandia yang abunya mematikan penerbangan di Eropa. Kesaktiannya betul-betul mengguncangkan Eropa. Dukun-dukun lain di Bremen pun terguncang dan mereka melakukan tapa thesis bersama-sama secara serius untuk menghormati kepergian dukun dari Kuburan 24 ini.</p> <p>Nürnberg, 25 Februari 2012</p> <p><a href="http://iscabremen.blogspot.com/" title="iscab di bremen" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com" title="saptocondro" target="_blank">saptocondro</a></p></div>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6381808809827645774.post-22389065016187078092012-02-17T01:14:00.001+01:002013-02-22T12:36:35.848+01:00Biaya Hidupku di Bremen tahun 2011<div class="posterous_autopost">
Teringat masa-masa tinggal <a href="http://iscabremen.blogspot.com/" target="_blank" title="iscab bremen">di Bremen</a>. Biaya hidup <a href="http://www.bremen.de/" target="_blank" title="bremen">di sana</a> lebih murah daripada <a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank" title="iscab bayern">di Bayern</a>, tempat tinggalku sekarang. Di bawah ini, perhitungan kasar biaya hidupku di Bremen di tahun 2011, pada masa-masa paska kuliah (bahasa halus dari masa pengangguran atau pencarian kerja).<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<strong>Biaya Bulanan</strong><br />
<ol>
<li>Bayar kos = 220 EUR</li>
<li>Asuransi kesehatan privat = 70 EUR</li>
<li>Makan di rumah = 70 EUR</li>
<li>Makan di luar = 80 EUR</li>
<li>Telpon = 20 EUR</li>
<li>Kebersihan = 25 EUR</li>
<li>Tiket transportasi = 50 EUR</li>
</ol>
TOTAL Bulanan = 535 EUR<br />
<br />
<strong>Biaya Tahunan</strong><br />
<ol>
<li>Pakaian = 60 EUR</li>
</ol>
Biaya tahunan dibagi 12 = 5 EUR<br />
Tiap bulan intinya butuh 540 EUR<br />
<strong>Darurat 25%</strong> = 135 EUR<br />
TOTAL Semua = 675 EUR / bulan<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
Kira-kira penjelasannya sebagai berikut:<br />
<ul>
<li>Bayar kos itu wajib kalau tidak mau diusir. Mencari Wohnung/apartemen itu tidak mudah. Yang penting bisa dapat tempat tinggal. Kadang kita bisa dapat Wohnung murah dan kadang tidak.</li>
<li>Asuransi privat tahun pertama mungkin bisa didapat seharga 35 - 40 EUR. Tahun kedua 70 EUR kira-kira.</li>
<li>Sebaiknya menggunakan asuransi kesehatan yang <em>gesetzliche Krankenversicherung</em>. Untuk student berusia di atas 30 tahun, biayanya memang 130-140 EUR per bulan, tapi tidak perlu bayar uang di muka untuk di-reimburse kemudian.</li>
<li>Makan di rumah lumayan menekan biaya kantong. Apalagi kalau tinggal bersama (WG/<em>Wohnungsgemeinschaft</em>)</li>
<li>Makan di luar buatku penting untuk bersosialisasi dan untuk variasi gizi. Serta untuk mendapat ide, masak apa. Makan di Mensa/kantin universitas termasuk makan di luar.</li>
<li>Biaya kebersihan adalah biaya membeli sabun mandi, shampoo, deodoran, deterjen, alat pembersih kaca, cairan buat ngepel lantai, cairan pembersih, sabun cuci piring, kantong debu vacuum cleaner, dll. Selain itu, biaya mencuci pakaian juga termasuk di sini. Biaya kebersihan penting buat sosialisasi. Pasti kamu ingin tampil bersih dan wangi serta tidak pakai pakaian penuh bercak kalau keluar rumah. Juga kamu ingin punya rumah yang ramah tamu (rapi dan bersih). Kamu juga kaga mungkin menyediakan piring yang jamuran kepada tamu.</li>
<li>Tiket bus per bulan kubayar 50 EUR. Sewaktu masih student, aku beli tiket 200 EUR per semester (lebih murah).</li>
<li>Biaya pakaian bagiku tak terlalu banyak. Kalau kamu wanita atau pria metroseksual, biaya pakaian per bulan itu pasti per bulannya besar.</li>
<li>Biaya tak terduga harus selalu diperhitungkan karena banyak hal yang tak pasti di dunia ini. Untuk contoh di atas, kupakai 25% dan ini mungkin <em>lebay</em>.</li>
</ul>
<br />
Nürnberg, 17 Februari 2012<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank" title="iscab">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank" title="saptocondro auf deutsch">saptocondro</a></div>
iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com3