Thursday, December 24, 2009

Plasma Spenden - Donor Plasma

"Plasma Spenden" adalah bahasa Jerman untuk "donor plasma". Plasma di sini maksudnya adalah plasma darah. Plasma darah adalah cairan pada darah yang berisi berbagai jenis lemak, protein (termasuk antibodi), dan lain-lain. Di Bremen, saya sudah mencoba donor plasma untuk uang, bahasa halus dari menjual plasma. :-)

Aku memutuskan untuk menjual plasma karena akhir-akhir ini tidak ada panggilan kerja. Uangnya cukup untuk belanja kebutuhan pangan rumah selama seminggu. Sebetulnya aku takut jarum, tapi kelaparan membuatku harus melawan rasa takut.

***

Tempat menjual plasma di Bremen adalah CSL Plasma Service (dulu namanya ZLB Plasma Service).
Lokasinya di An der Weide 27-29, Bremen 28195.
Jam buka dari Senin s.d. Jumat adalah 7.30 - 19.30.
Sabtu 9.00 - 15.00.
Dekat Hauptbahnhof Bremen dan dekat halte Rembertistrasse.

CSL Plasma Service juga terdapat di kota lain (di Jerman):
Berlin, Göttingen, Bielefeld, Kiel, Braunschweig, Nürnberg, dan Offenbach.

Mendonor plasma di sana, bisa mendapatkan uang 15 euro. Lalu ada tambahan bonus tergantung pada sudah berapa kali menyumbang dan berapa mililiter plasma yang disumbang. Cocok buat student yang butuh uang makan seminggu. Seseorang bisa mendonor plasma maksimal 2 kali seminggu. Selain itu, juga ada batasan 33 kali setahun.

Ada juga program "Spender-werben Spender-Aktionen" alias "member-get-member". Jadi kalau bawa teman, seorang donor bisa dapat bonus.


***

Aku mendaftarkan diri minggu lalu, Senin, 14 Desember 2009. Aku harus mengisi formulir 4 halaman dan berisi banyak pertanyaan tentang sejarah imunisasi, penyakit, jalan-jalan, kehidupan seksual, dll. Selain itu, aku diwawancara oleh seorang dokter dan menandatangani perjanjian di depan beliau. Dokternya bernama Sumiati, entah keturunan Malaysia atau Indonesia yang sudah lama di Jerman. Aku juga menjalani tes darah. Kemudian aku dapat jadwal untuk hari donor pertama.

Donor pertama kali diadakan Jumat, 18 Desember 2009. Aku dicek oleh dokter lagi dan beliau berkata bahwa hasil tes darah OK. Kali ini dokter yang jaga berbeda. Aku dicek standar: buka mulut, buka mata, paru-paru dan jantung pakai stetoskop, lalu pencet2 perut serta lutut dipukul pakai kapak dokter. Setelah itu, aku disuruh makan dulu karena 1-2 jam sebelum mendonor, penyumbang harus makan dulu. Hal ini supaya penyumbang tidak pingsan atau lemas saat dan setelah menyumbang.

Setelah makan, aku dipanggil. Aku harus mengisi formulir 1 halaman. Tekanan darah dan detak jantung dicek di lengan. Suhu badan di cek lewat kuping. Setelah itu kembali mengantri dan menunggu panggilan.

Kemudian aku dipanggil. Aku disuruh duduk di kursi penyumbang. Kupingku ditusuk untuk diambil sedikit darah. Mereka mengecek kadar zat besi dalam darah (dalam hemoglobin). Kalau cukup, aku bisa menyumbang. Hal ini untuk mencegah seorang donor pingsan atau teler setelah menyumbang.

Perawat mengecek lenganku dan mencari vena. Aku ditusuk untuk diambil darahku. Mendonor plasma darah mirip dengan mendonor darah. Bedanya adalah pada donor plasma, hanya (sebagian) plasma yang diambil dan sisanya dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Donor darah bisa dilakukan ulang setelah 2-3 bulan. Donor plasma bisa dilakukan 2 kali seminggu.

***

Pada saat donor plasma, ada 3 proses:
  1. Pengambilan darah
  2. Pengembalian darah
  3. Pengembalian darah dengan NaCl

Pada mesin terdapat alat sentrifugal, kantong cairan anti coagulasi, cairan NaCl 0,9%, dan botol penampung plasma yang selalu diganti setiap kali ganti donor.

Darah diambil sebanyak 1 liter lalu darah diputar di mesin sentrifugal. Sebagian plasma darah terpisah dan bisa diambil. Ini namanya pengambilan darah.
Kemudian darah dikembalikan dari mesin sentrifugal. Ini namanya pengembalian darah.
Proses pengambilan dan pengembalian diulang-ulang hingga plasma terkumpul cukup.

Pada saat pengambilan darah, aku harus mengepal tangan dan meremas-remas. Saat pengembalian darah, aku harus melemaskan tangan. Proses ini berlangsung selama 30-40 menit. Biasanya orang membawa bahan bacaan selama donor.

Setelah selesai, darah dikembalikan bersama dengan cairan NaCl untuk mengisi sebagian cairan tubuh yang hilang terambil selama proses.

***

Setelah itu, perawat mencabut selang dan jarum serta mengganti alat-alat dengan yang baru untuk donor berikutnya. Aku disuruh menekan plester kecil dan kain kasa di lengan dengan jari selama 5 menit. Setelah itu, aku mengantri untuk diplester supaya aku tak perlu menekan dengan jari. Setelah diplester, aku kembali ke kasir untuk melaporkan diri. Setelah itu aku menunggu 30 menit untuk pengecekan tekanan darah sebelum diijinkan pulang. Setelah dicek dan tidak terjadi hal-hal yang beresiko pingsan, aku dapat uang di kasir dan kemudian pulang.

***

Yang paling penting buat mendaftarkan diri dan donor pertama adalah membawa
  • kartu identitas (paspor)
  • Meldebestätigung (surat alamat di Jerman)
Setelah itu, kita akan mendapat
  • kartu anggota (ada fotonya lho, jadi tampil ganteng/cantik pada saat daftar itu penting)
  • kartu bulanan (untuk ditulis dan dicap, tanggal apa saja menyumbang plasma)

***

Hari donor kedua dilakukan Rabu, 23 Desember 2009. Kali ini, tidak ada cek kesehatan. Aku cukup menaruh kartu anggota dan menulis nama di kertas antrian. Di kertas antrian, aku mengisi nama, nomor anggota, jam kedatangan dan berapa mililiter aku ingin menyumbang. Lalu aku dipanggil untuk mengisi formulir 1 halaman dan dicek tekanan darah, detak jantung dan suhu tubuh. Kemudian menunggu panggilan.

Aku dipanggil dan dites kadar zat besi lagi. Kali ini, perawat bertanya ingin ditusuk di mana, aku memilih ditusuk di jari, bukan di kuping. Setelah OK, aku mendonor plasma lagi. Proses pengambilan plasma seperti biasa. Setelah usai proses, aku menunggu 5 menit sambil menekan plester di lenganku dengan jari.

Setelah itu, aku mengantri plester. Kali ini perawat bertanya "Kreuz oder Gerade?". Karena aku tak tahu konteksnya, aku bengong. Perawat memberiku "gerade".

***

"Kreuz" adalah penempelan plester secara silang di lengan. Saat donor pertama kali, aku dapat yang ini.
"Gerade" adalah penempelan plester secara lurus di lengan. Saat donor kedua, aku dapat yang ini.
Selanjutnya, aku memilih yang "Gerade" saja. Karena untukku lebih nyaman di lengan.

***

Setelah mendonor, aku tidak perlu mendapat cek tekanan darah dan detak jantung (berbeda dengan mendonor pertama kali). Aku cukup pergi ke kasir mendapat uang.

Minggu depan aku akan mendonor lagi. Donor ketiga kali, ada bonus. Aku ingin mendonor sebelum Desember berakhir.

***

Tips sebelum mendonor plasma (dan darah):
  • minum 2-3 liter air atau jus buah
  • jangan minum kopi dan teh hitam 12 jam sebelumnya
  • jangan minum minuman beralkohol 24 jam sebelumnya
  • makan 1-2 jam sebelum mendonor
  • selama 1 bulan sebelumnya tidak ditindik, ditato, diakupunktur, diimunisasi, dicabut gigi, dioperasi, dan jalan-jalan ke luar negeri (serta tidak masuk tahanan/penjara)
  • pergi ke toilet dulu, untuk pipis dan boker
Tips saat mendonor plasma (dan darah):
  • tidak makan permen dan permen karet
  • matikan handphone, laptop, netbook dan alat elektronik yang mengeluarkan sinyal
Tips setelah mendonor plasma (dan darah):
  • istirahat 30 menit sebelum pulang
  • minum secukupnya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
  • makan kalau merasa butuh kalori

***

Donor plasma ini cocok buat menambah penghasilan mahasiswa Jerman ketika masa kuliah. Karena masa kuliah biasanya mahasiswa sulit bekerja full time.

Monday, December 14, 2009

Workshop Pempek Palembang, Desember 2009

Sabtu, 12 Desember 2009,

Workshop Pempek Palembang di Bremen telah kuikuti dengan sukses tanpa menyebabkan ketidakseimbangan kosmologis. Tidak ada bencana alam dan bencana lainnya. Gempa bumi, badai, tsunami, dll tidak ada. OK, ada udara dingin di Bremen. Tapi itu bukan ketakseimbangan kosmologis.

Workshop ini bertempat di rumah Bu Sannyo G., selaku guru Workshop.
Peserta Workshop adalah
Workshop ini dimulai dengan hidangan pembuka yang dibuka pada pukul 12.00. Hidangan berisi daging sakti (spesial dari Bu Sannyo G.) dan sayur hijau berteri (yang pokoknya enak, lah). Setelah makan, dimulailah pembentukan adonan Pempek Palembang.

Pukul 14.00 lebih sedikit, datanglah dua orang telat bangun (dan telat berangkat): Calon Pemenang Hadiah Nobel dan Highlander, the Legend of Bremen. Mereka berdua segera dikasih makan daging sakti dan sayur hijau tadi. Yang jelas, dua orang ini tidak lulus sesi membuat adonan.

***

Adonan Pempek Palembang mengandung
  • aci (tepung tapioka), dibeli di toko Asia
  • ikan, dibeli di toko Asia
  • bawang putih, yang diulek atau digerus atau diblender, dibeli di toko Asia
  • garam
  • air secukupnya (jangan sampai jadi lem aci)
  • gula sedikit (kalau tidak pakai penyedap rasa alias MSG)
Komposisi tidak diketahui karena penulis blog ini termasuk yang telat datang. Tapi berdasarkan jurnalisme investigatif, aci dan ikan dibuat kira-kira sama volumenya. Cara pembuatan adonan tidak diketahui karena you know, lah.

Supaya terasa enak, adonan tersebut harus diremas-remas oleh Stella. Kemudian ditaruh di kulkas selama 1 jam.

***

Selain adonan, hal penting dalam makanan khas Sumatera Selatan ini adalah Cuko Pempek.

Cuko Pempek mengandung
  • air mendidih
  • gula jawa yang coklat kehitaman
  • cabe rawit
  • bawang putih
  • garam
  • cuka
  • gula putih sedikit kalau tidak ada penyedap rasa (MSG)
Bawang putih dan cabe rawit plus sedikit air diulek atau diblender supaya rata tercampur. Bisa menggunakan garam untuk mempermudah pengulekan.

Gula jawa dan garam dimasukkan ke dalam panci berisi air mendidih. Lalu setelah gula jawa dan garam larut, tambahkan cuka secukupnya. Sebetulnya, kalau pakai asam bisa lebih enak. Lalu hasil ulekan (cabe rawit dan bawang putih) dimasukkan ke dalam panci tersebut. Aduk-aduk, sesuaikan komposisi bumbu (garam, gula, cuka, dll). Jadilah Cuko Pempek!

Perlu diperhatikan bahwa cuka (asam asetat atau CH3COOH) di Indonesia dan di Bremen berbeda komposisi. Di Indonesia bisa dapat cuka 25% asam asetat. Sabtu ini, kami memakai cuka 5%.

***

Setelah adonan Pempek Palembang selesai dikeram di kulkas, adonan ini siap dibentuk.
Teknik pembentukan ala Bu Sannyo adalah:
  1. Cucilah tangan dengan bersih
  2. Keringkan tangan
  3. Tangan yang kering diberi tepung beras
  4. Tangan bertepung tersebut dipakai mengambil (mencomot) adonan dan membentuknya sesuai keinginan
Bentuk Pempek Palembang ada banyak:
  1. Lenjer (panjang dan lonjong)
  2. Bulat
  3. Kapal Selam
Pempek Lenjer dibuat dengan menggulung adonan dengan kedua telapak tangan membentuk benda lonjong dan panjang. Stella senang dengan bentuk yang lebar-lebar dan Condro senang bentuk yang panjang-panjang sedangkan Riri senang yang lonjongnya halus.

Pempek yang bulat dibuat dengan menggulung adonan menjadi bola kecil seperti bakso. Condro senang membulat-bulatkan adonan karena bulat itu lebih indah daripada lonjong. Sebetulnya sih karena mudah.

Pempek Kapal Selam mengandung telur di dalam adonan. Bagi pakar Advanced Pempek Engineering, sangat mudah memasukkan telur mentah ke dalam adonan kemudian melipat adonan tersebut. Bagi pemula macam kami-kami ini, itu sulit sekali.

Berhubung Bu Sannyo adalah guru yang kreatip (pakai p), maka telur direbus dulu. Kemudian telur (yg sudah dikupas kulitnya) dibelah jadi dua. Telur belahan tersebut dimasukkan ke dalam adonan Pempek Palembang. Jadilah adonan Kapal Selam.

Adonan-adonan yang sudah dibentuk tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih. Maksudnya direbus. Adonan akan tenggelam dalam air mendidih dan setelah matang, akan mengambang. Sesudah itu jadilah Pempek Palembang siap goreng.

***

Beberapa orang menggoreng Pempek supaya gurih dan enak dikunyah. Beberapa tidak. Kami memilih untuk menggorengnya.

Ada dua teknik menggoreng Pempek Palembang:
  1. Biasa
  2. Lenggang
Pempek Lenjer dipotong-potong lalu dicampur telur kemudian didadar (jadi omlet). Nah inilah Pempek Lenggang.

Pempek lainnya biasanya digoreng secara biasa.

***

Kami menyajikan Pempek Palembang bersama mie dan timun.
Kali ini, tidak ada ebi karena Stella ingat membawa kamera dan lupa membawa ebi.
Oleh karena itu, Workshop II akan diadakan di tempatnya.

Rasanya enak, seperti Pempek Palembang impianku.

Banyak yang kepedasan, kecuali diriku. Ini karena yang lain makan Pempek sambil ngobrol sedangkan kududuk diam memakan Pempek. Baru setelah usai, barulah kurasakan pedasnya Cuko Pempek.

***

Aku bersyukur kepada Tuhan karena kutukan Pempek Palembang telah berakhir. Kutukan ini pun hilang diiringi kebersamaanku dengan beberapa anggota Perki Bremen, baik yang banyak berpengalaman maupun yang muda-muda. Aku sudah tak terkutuk lagi, seiring dengan pendaftaran jadwal thesis di Master Office Uni Bremen. Sekarang aku semakin mendalami makna kutukan ini. Akan kuceritakan di tulisan lainnya aja.